4 Desember 2013

It's been a rough year

Tidak ada komentar:
Huft.

Udah lama juga ya gue gak ngeblog, mana postingan terakhir terlihat terlalu depresi pula. Anyway, semester 3 ini merupakan semester terberat (sejauh ini) sejak gue resmi menjadi mahasiswa. Di masa-masa ini gue mulai disibukkan dengan yang namanya tugas yang mengharuskan konsultasi. Biar bagaimanapun gue bencinya dengan konsultasi, tapi ini tetap harus gue lakukan. Kenapa? untuk alasan yang sangat klise: ada hubungannya dengan nilai. But so far, I'm doing just fine.

Mulai semester ini gue ngontrak berempat dengan teman-teman gue: dua anak DKV dan satu anak Sastra Jawa. Jangan tanya gue kenapa yang satu ini ngambil Sastra Jawa.... anyway, kondisi rumah yang kita tempati bagus, lumayan nyaman, intinya sih kondisi internal rumah oke. Trus eksternalnya? 

Nah disini gue mau cerita. 

Keputusan gue untuk ngontrak di lokasi yang sekarang ini sangat gue sesali. a big time! Rumah yang gue tempati ini pernah dihancurin pagar besi depannya dengan tetangga depan rumah gue. Pagar besi setinggi 2 meter itu dirobohin pake palu martil dengan gagang sepanjang 1 meter. FYI, itu kejadiannya pukul 9 pagi, gue dan teman-teman gue (Nopal dan Ucup) ini lagi pada di dalam rumah. Dia bahkan hampir ngedobrak pintu depan sama samping pake palu martil itu (waktu itu kondisi pintu depan gak dikunci). We could have died by now. I'm glad we survived that day. Usut punya usut tetangga gue ini rada stress gitu, kata orang sih karena di tinggal istrinya. Umurnya kalau gue takar sih kira-kira menjelang 40 tahunan.

Alasan dia "ngamuk" ini denger-denger karena kontrakan gue ini ini masih ribut sampe jam 2 pagi di malam sebelumnya. Well.... we were. Semalam sebelum kejadian ini kontrakan gue didatangi 6 orang teman gue buat kerja kelompok, tapi gak pulang-pulang sampai jam 2 pagi. Besoknya? gue hampir mati. Pokoknya orang ini dipanggil ke kantor polisi siangnya. Hasilnya no one knows

Selang dua bulan kemudian, tepatnya seminggu yang lalu. Gue dan dua teman gue yang DKV (Nopal dan Ucup) ini habis beli sayur buat dimakan dirumah. Si Ucup ini pulang duluan ke kontrakan, udah lapar katanya. Eh, begitu gue nongol di depan gang, gue mendapati teman gue itu lagi digampar sama orang yang sama yang menghancurkan pagar kontrakan gue. Gue sama Nopal ini niatnya mau kabur. Tapi bahkan niat sudah menjadi bubur. Kita berdua udah terlanjur dilihat sama dia. Jadi? Kita dipanggil dan digampar, dua kali. 

Kali ini untuk alasan yang sama, ribut.

Ucup yang kelihatannya paling shock atas kejadian "gampar" ini malam harinya langsung pulang dan berhenti ngontrak. Dia masih sayang sama nyawanya, lagipula dia masih jomblo, sayang kalau mati konyol sebelum punya pacar. 

So, it's been a rough year for me. I couldn't ask for more (slap). And to you out there, who accidentally read this one post of mine. whoever you are. Wish us safe and sound.

31 Agustus 2013

Akhir dari Tetralogi

Beberapa waktu yang lalu gue chat dengan salah satu temen gue, saling curcol. Dari situ gue simpulkan bahwa ini gak bakalan berhasil. Cukup tersurat untuk dikatakan tersirat. Chat-nya kira-kira begini:

Gue: Dia pernah cerita ke lo gak? Tentang gue... *sensor* sama dia
Zahro: "Pernah sih, ya dia ngerasa aneh gitu dengan sikap lo yang begitu...

Kalau dia ngerasa aneh dengan sikap kita? ya udah... bubar. Gak ada yang bisa dilanjutin lagi. Dan semudah itulah fase hidup gue beralih dari one-sided lover ke move on. Disinilah gue dapat pencerahan. Move on itu bukan suatu usaha yang bisa dipaksakan setiap harinya sampai akhirnya bisa "melepaskan". 

Move on itu bagi gue, tentang menemukan 'waktu titik balik' dari suatu cerita. Dan setelah 1,5 tahun yang gue jalani ini, gue akhirnya menemukan 'waktu titik balik' gue sendiri untuk cerita yang gue buat. Ya. Chat gue di malam itu.

Dan setelah berjanji kepada diri sendiri untuk segera menyelesaikan tetralogi postingan galau. Here i am. Gue putuskan untuk menimbun dalam-dalam perasaan ini. Gue sadar, gue gak bisa terus-terusan kaya gini. 

Postingan ini menutup cerita dari 3 postingan galau gue yang sebelumnya, yaitu Jodoh Bukanlah Sandal JepitThe Essential of My Unrequited..., dan yang terakhir Hamster di Kincir Putar.

Kesemua postingan ini sebenarnya epilog cerita one-sided love gue. Kesemuanya mengenai orang yang sama, si F. Lucunya adalah, di setiap judul itu gue selalu bilang bahwa gue bakal mengakhiri one-sided love of mine. Nyatanya gue selalu gagal.

Ini yang terakhir!

14 Agustus 2013

Kuper itu Tidak Baik!

Ini adalah hari ketiga gue di Solo, yak sedikit banget waktu pasca lebaran yang bisa gue dapetin bersama keluarga gue di Lampung, but that’s enough.

Banyak sih momen-momen yang mau gue share sebelum ini semua, tapi mood sangat tidak mendukung. I’m afraid that I have to cancel those promised post I’ve been made. Tapi sebagai gantinya, gue bakalan kasih tau beberapa tempat yang worth visiting for di Solo. Ngomong-ngomong selama 3 hari ini kemarin gue bersiap-siap dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan semester 3 nanti. KRS misalnya, sebenarnya cuma inilah alasan “terburu-buru-nya” gue ke Solo ini. KRS.

Ki Ribet Sumpah.

Setelah setahun gue kuliah di Solo, gue belajar satu hal. Gue gak pernah keluar kost and yep! that's too pathetic. Hal ini gue sadari sejak gue berada satu kontrakan dengan teman-teman gue yang baru ini, gue yang paling kuper. Mungkin jika gue rekap ulang kejadian "cari makan" gue di tahun lalu, akan membuat grafik dimana Burjo adalah tujuan yang paling sering gue kunjungi. 

Anak Kost.

Gue : Pal, Shi Jack yang paling terkenal di Solo daerah mana ya?
Nopal : Yang terkenal sih di kota barat, lo belum pernah apa?
Gue : Belum gue, besok kita kesana yak
Nopal : Lo... ngapain aja?

Buat yang belum tau, Shi Jack itu warung tenda susu segar yang paling terkenal di Solo. Pioneer-nya mungkin. Jadi kalau di Jogja punya Kopi Joss, Solo punya Shi Jack. Dan gue baru nyobain 2 hari yang lalu. Gue ngerasa cemen.


Mereka memang beda.

Setelah Shi Jack di hari sebelumnya, tempat yang gue kunjungi di malam berikutnya adalah Mom Milk Solo. Melihat ini semua, jiwa bisnis gue bangkit. See?! Begitu gue keluar dari kontrakan dan jalan-jalan dengan teman gue, gue merasa ada yang salah dengan gue selama ini. Where have i been?

Faktanya adalah KUPER ITU TIDAK BAIK!