31 Desember 2016

Kiamat Sudah Dekat

2 komentar:
Sampe juga kita di penghujung tahun 2016. Gue ngerasa entah kenapa waktu berlari begitu cepet, sampe-sampe kita gak sadar udah mau 2017 aja. Apa cuma gue yang ngerasa gitu? Di penghujung tahun ini gue udah mau memasuki minggu keempat gue sebagai pegawai kontrak di salah satu studio animasi 2D di Surabaya. Yak, gue udah kerja sekarang. Tapi gue masih dalam masa probation, and so far... i'm enjoying whatever this town has got to offer to me.
Only 971 likes from 15 posts, well, clearly i'm not much of a "celebgram" yet, but i'm pursuing it, Haha!. 2016 adalah tahun yang lumayanlah, tapi semoga aja Allah punya janji yang lebih manis di tahun depan.

Semoga Allah menjanjikan kamu untukku... Semoga.

PS: Satu Jengkal will be continued shortly.

12 Desember 2016

Satu Jengkal

Tidak ada komentar:
Aloha semua, udah lama ya gue gak ngepost back to back dalam selang waktu yang singkat kaya gini. Dan yak, mumpung libur juga, jadinya gue hajar aja. Jadi ceritanya sejak awal Mei lalu, gue mulai bikin ilustrasi untuk cerita berjudul Satu Jengkal. Inti ceritanya adalah mengenai kehidupan Nanda yang merasakan ada perasaan yang tumbuh untuk Dinda, teman SMA-nya. Singkatnya sih gitu. Tapi, cerita ini gak melulu soal romansa Nanda. Mungkin kalau dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, ini bisa disebut sebagai kehidupan anak SMA yang belajar tentang arti persahabatan, dan nilai-nilai lain.


Satu Jengkal ini niat awalnya adalah cerita yang bakalan gue post khusus di Instagram gue doang. Tapi lama kelamaan gue pikir, walaupun termasuk fast-paced kind of story, cerita ini cukup menarik. Dan gue pingin ini bisa terjamah oleh orang banyak, so gue bikin juga deh page Facebook dan LINE officialnya, bisa add di @tor9892o. Balik lagi, kalau ngomongin soal Instagram, kurang afdhol kalau gak pake gambar kan, nah disitulah gue terjun. Gue kepikiran untuk ngilustrasiin plot cerita ke dalam satu gambar. Sebelum mulai, gue sempet kepikiran buat bikin webtoon aja, cuma takutnya gue gak mampu istiqomah, jadinya gue urungin niat itu. Dan bener aja, gue yang awalnya menargetkan satu cerita dalam satu minggu. Makin lama makin molor. Nilai profesionalitas gue diuji oleh proyek sampingan satu ini. It's not the kind of work that would bring you money. Maybe that's the reason i couldn't really pay attention to this work.

At least, that's what i thought at first.

Jadinya gue kadang semangat nggambar, kadang kagak. Satu minggu post, terus sebulan hiatus. Apalagi gue sebentar lagi bakalan masuk dunia kerja, dimana keadaan tersebut gak bakalan memungkinkan buat gue untuk nyicil gambar di siang bolong. Well, here comes another excuse...

Tapi dibalik itu semua, gue sangat menantikan akhir dari cerita ini. Sama seperti kalian yang selalu menuangkan waktu dan hati kalian untuk baca cerita persembahan gue ini. Tanpa kalian cerita ini kosong. Dan meskipun kita punya latar yang berbeda, tapi gue yakin kalian semua tetap bisa mengaitkan cerita ini dengan masa putih abu-abu kalian. So doakan saja gue tetap semangat untuk meberikan yang terbaik demi kelanjutan cerita ini.

PS: Semoga seri keempat dengan judul "Perangai" bisa dinikmati di akhir pekan ini. Semoga saja.

10 Desember 2016

Quick Update: Desember 2016

Tidak ada komentar:
Hai orang-orang yang tersesat, Assalamualaikum.

Udah lama banget nih gue gak nulis di blog ini, terakhir Agustus lalu. Dan sejak Agustus lalu, cukup banyak hal yang berubah dalam hidup gue. Sebut saja, 5 Bulan lalu gue masih berstatus sebagai mahasiswa DKV UNS, sekarang? Gue udah mau memasuki fase baru. Daripada gue cerita gak urut, mending gue bikin poin-poin aja deh yak.

1. Tamasya ke Bromo, 15 Agustus 2016
Seminggu setelah gue melakukan perjalanan menyusuri kearifan lokal, gue sama beberapa bocah kere rindu kasih sayang pergi ke Bromo. Saking niatnya beberapa minggu sebelum keberangkatan pun kita udah bikin grup WhatsApp. Sebenernya gue bukan orang yang termasuk merencanakan perjalanan ini, gue cuma sempet denger kabar burung mengenai rencana ini, konfirmasi ke pihak perencana, join ke mereka, di-accept, trus jalan. Salah satu orang yang tadinya sempet ngerencanain perjalanan ini malah batal ikut karena udah keburu kerja (waktu itu posisinya lagi kosong menjelang wisuda). Jadilah bocah-bocah tengik ini yang berangkat.

Bagian belakang ada Gandalf (kiri), Aragorn (tengah), Legolas (kanan), Depan ada Frodo (kiri), Samwise (kanan).

Ini Frodo and the companions waktu abis musnahin cincin, mampir di Pegunungan Mordor buat selfie.

2. Wisuda, 3 September 2016
Gak lama dari tamasya ke Bromo, gue dan sebagian besar temen gue pun akhirnya wisuda. Momen yang cuma terjadi sekali seumur hidup ini emang sakral banget. Memang gak seemosional perpisahan SMA, cuma tetep aja ada rasa suka duka yang bakal diingat sampe tua nanti. Dan Alhamdulillah gue lulus cum laude, tapi fakta ini gak bisa membuat gue patut berbangga hati karena yang cum laude gak cuma satu-dua orang doang diangkatan gue. BELASAN!

Neverthless, it didn't diminish our happiness that day, thanks Dad, Mom.

3. Hackathon, 17 September 2016
Pertengahan Agustus lalu, gue diajakin Tiwi buat ikutan Compfest 8 untuk cabang Hackathon sebagai UI/UX Designer. Kompetisinya sendiri memang baru mulai tanggal 17 September, tapi jauh hari sebelum berangkat ke Jakarta, kita sempet ketemuan buat bahas apa aja yang bakal kita cicil kerjain di waktu yang ada. Sampai akhirnya kita sampe di salah satu gedung di UI (gue lupa namanya apa), duduk dan melek selama 24 jam buat bikin program (yang ini dikerjain sama Tiwi dan Kiki).


Peserta diperbolahin keluar ruangan cuma buat istirahat, sholat dan makan, sampe akhirnya setiap kelompok mempresentasikan program buatannya ke juri. Akhirnya kita presentasi dan Tim Code dinyatakan lolos sebagai Top Ten Finalist of Hackathon 2016. Wow! gue hampir ngakak, cuma gue menahan diri. Hahahaha.

Dan yak, itulah beberapa kejadian penting yang terjadi selama Agustus dan September 2016 ini, bulan-bulan selanjutnya? Gue ikhtiar mencari kerjaan, haha. Dan alhamdulillah akhir November kemarin gue diterima di salah satu studio desain di Surabaya. Hari pertama gue sebagai pekerja adalah 13 Desember nanti, wish me luck guys, stay healthy and happy.

15 Agustus 2016

Perjalanan Menyusuri Kearifan Lokal

4 komentar:
7 Agustus lalu akhirnya gue resmi menjejakkan kaki di Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Gue yang sebenernya udah mendiami kota Solo selama 4 tahun, belum pernah sempat ataupun menyempatkan diri buat ngelaksanain semacam city tour gini, padahal kota ini penuh budaya yang asik banget buat diabadikan momennya. Misalnya aja, Solo selalu punya kegiatan budaya sedikitnya sekali setiap bulannya. Liat aja di sini.

Gue dateng bareng Hasna, Mute dan Tiwi. Kami berempat adalah segelintir anak Smanda Balam lulusan 2012 yang kuliah di UNS Solo. Berikut adalah foto-foto kita di Pura Mangkunegaran, berpose layaknya keluarga ningrat.
Di bagian depan Pura Mangkunegaran

Foto keluarga dulu

Foto keluarga lagi

Dan ini adalah beberapa foto yang sempet gue ambil dari Keraton Surakarta.



30 Juni 2016

8 Mei 2016

Trilogi Patah Hati

2 komentar:
Jadi ceritanya beberapa hari terakhir ini, gue lagi demen-demennya bikin postingan dailyart di Instagram. Sayang kalau galau cuma dipendam, mendingan gue bikin karya sekalian. Dan emang dasarnya gue punya bakat galau, jadi alur cerita ngalir gitu aja di kepala gue, kaya banjir ibukota. 

Sewaktu magang dulu misalnya, gue sempet mencoba rutin bikin postingan karya. Biasanya postingannya gue bagi dalam 3 bagian, mulai dari sketch kasar, work in progress, sampai final artwork, bisa dilihat di akun instagram gue kok (promosi), jangan lupa di-like. Dan puncaknya kemarin malam, gue berhasil menyelesaikan cerita singkat berupa Trilogi Patah Hati, ketiganya punya latar lagu.

1. Gagal Bersembunyi - The Rain
Sebentar lagi naik pentas
Tapi ponselku tak kunjung nyanyi, tak jemu masih menunggu pesan balasmu
Menanti sedari dulu, sebuah asa tentang rasa
Harapku cemas mampu kau sadari, pahami, mungkin kasihani
Yang sengaja aku sembunyikan di segumpal daging merah tua, ketuklah
Kau tahu itu untukmu

Trilogi Patah Hati (1/3)



2. Memilihmu - Adhitia Sofyan

Lidahku senandungkan lagu Memilihmu
Bilakah kau dengar, bunyi nya parau sesak pilu
Nyanyiku tak merdu
Mungkin terbebani rindu yang bertamu tadi sore bersama jutaan air langit
Tumpah ruah menenggelamkan, tak memedulikan apa siapa dimana
Karenanya pula langkahku gontai
Tapi cukup beri aku hitungan menit, biar kering aku ringan, biar pergi layaknya semula

Trilogi Patah Hati (2/3)


3. こっちを向いてよ - WEAVER
Aku masih menunggu gerbong-gerbong terakhir, di peron tua yang bermuka baru
Semuanya kering, kecuali punggungku
Kiranya aku muak bersua muda-mudi masa kini, tak sampai hati, aku setengah berlari
Aku lelah, oksigen menipis, terkuras langkah berlari lunglai terbebani gitar
Barangkali aku berhalusinasi
Aku melihatmu, gadis berambut panjang bergaun merah di seberang peron

Trilogi Patah Hati (3/3)

1 Mei 2016

Biar Aku yang Rasa

8 komentar:
Beberapa hari yang lalu gue tiba-tiba kangen dengan twitter. Udah hampir 2 tahun terlewati semenjak gue tutup akun twitter. Ada beberapa hal yang menyebabkan gue tutup akun. Beberapa diantaranya adalah gue yang belum cukup dewasa untuk menggunakan hak bicara di media sosial dan orang-orang yang terlalu sensitif... kaya pantat. Gue memang gak bisa selalu benar, tapi ingat, cukup ingat... kalian pun sama.

Gue scroll layar monitor dari awal banget gue nge-tweet sampe akhirnya berhenti dan memutuskan untuk tutup akun, gue menelaah tiap kicau yang terlanjur keluar. Kesimpulannya? Gue ngakak dan geleng-geleng kepala. Setengah lebih dari kicau gue di dunia maya hawanya negatif, GALAU doang.

Kira-kira gini.
Sampah emang. Guenya.

Dan ada salah seorang temen yang entah mungkin merasa iba atau malah mungkin kelewat jijik gara-gara buka timeline isinya tweet galau gue mulu, akhirnya dia nge-mention gue begini.

Sadis.

Si Fakaw dan Ucup itu tadinya, TADINYA nasibnya sama kaya gue, jomblo. Tapi si Ucup berkhianat. Gue didahului oleh temen gue sendiri. Gue yang semenjak kuliah sering banget nonton Inital D malah kagak bisa nikung buat dapetin target gebetan. Ibarat kata anime Initial D, mungkin gue bukan Fujiwara Takumi, gue sohibnya doang, Itsuki, dan yap, doi selalu apes dan gagal bersembunyi dalam urusan cinta.

Tuh kan, ujung-ujungnya cinta lagi yang dibahas....

Kata kebanyakan temen-temen gue yang di Solo, gue ini orangnya baperan. Sedikit-dikit baper, nunggu giliran konsul TA baper, bahkan mau makan aja mereka bilang ada aja hal yang gue baperin. Hahaha. Mungkin benar sih, namun kadang kala mereka gak sadar bahwa, selama ini mereka yang terlalu serius menanggapi baper gue yang cuma bercandaan ini. Karena kalaupun gue baper beneran, gue lebih milih sendiri, ngeblog, kalaupun gue perlu curhat gue udah punya tempatnya.

"Galau mulu lu bi..." Gitu kata kebanyakan dari mereka.

Kalaupun benar, apa sih jeleknya galau? Toh gue bukan termasuk orang yang kalau lagi galau, ngebawa hawa negatif ke lingkungan. If you know me well enough, you'd know, I'm not that kind of person.

Karena aku pencinta
Bilamana ia tiba
Kan kusambut layaknya cinta

Karena aku serakah
Bilapun aku rasa
Tak seorang pun boleh bersua

Karena aku miliki
Biar kucicip sendiri
Tak sampai hati ku untuk membagi

Karena aku temukan
Biarpun mereka enggan
Ada indah di galau kusimpan

Karena kau tak suka
Jadi biarkan saja
Biar aku yang rasa

26 April 2016

Meski Halal Rasanya Pahit

5 komentar:
Gak terasa, udah hampir 2 minggu lewat setelah gue ujian kolokium. Tapi sampai saat ini belum ada pergerakan berarti dari gue demi kelancaran Tugas Akhir ini. Padahal gue cuma dikasih waktu sekitar sebulan lebih beberapa hari buat nyelesaiin karya. Di saat temen-temen yang lain pada semangat ngampus buat konsul karya, gue malah lebih sering berdiam diri di kost, sendiri, menyendiri. 

Dan gara-gara sering menyendiri, gue jadi teringat akan salah satu, katakanlah semacam objective gue dulu, untuk tidak jatuh cinta dengan siapa pun juga selama masa kuliah. Well, bohong kalau gue bilang gue berhasil. Semua orang tau jatuh cinta gak bisa direncanakan, apalagi merencanakan hal bodoh semacam mencoba untuk tidak jatuh cinta. 

Bullshit.

Dan yak gue gagal, kecolongan. Kata orang jatuh cinta itu indah, itu kalau saling jatuh. Jadi usahakan untuk saling menjatuhkan, sebab bila kita jatuh sendirian, rasanya seperti sayur pare, meski halal rasanya pahit.

25 April 2016

6 Alasan Kenapa Kamu Gagal Nikung

3 komentar:
Dalam dunia roman remaja, gue bukanlah expert. Gue pernah ngerasain yang namanya gagal. Ralat, gue lebih sering gagal. Gak jauh-jauh, udah hampir 7 bulan sejak gue gagal mencoba nikung. Nikung itu gampang kalau lu orangnya masa bodoh. Jadi, untuk orang yang lebih sering mikirin perasaan orang lain ketimbang diri sendiri kaya gue (azeek), dude... don't bother trying. Karena pada akhirnya usaha lu bakalan setengah-setengah, gak 100%, and God knows what will happen.

Belajar dari pengalaman gue kemarin, gue mencoba menganalisis beberapa faktor yang mungkin menyebabkan gue gagal dalam nikung. Dan buat kalian-kalian yang berniat terjun dalam dunia pertikungan, mungkin ini bisa membantu. Dan sebagaimana tips-trik di website remaja, gue bakalan pakai kata ganti yang sopan.

1. Jangan Dengar Kata Mereka
Nikung itu banyak halangannya, salah satunya adalah omongan orang lain. Kalau kamu yakin sama target kamu, gak perlu denger kata orang lain. 

          "Kamu yakin bi sama dia? Dia itu dulunya cowok lho..." 
          "SUMPEH LU?!"

Omongan yang mungkin worth buat kamu dengerin adalah pacarnya target kamu. Kenapa? Karena kata-kata yang berpotensi dan bisasanya keluar dari mulutnya menyangkut keberlangsungan hidup dan mati kamu. Waspadalah.

2. Don't Just be Yourself
Dalam dunia roman, persepsi ini sudah sering keluar dan dinilai sebagai tips basi, semua orang juga tahu. Tips itu berbunyi "Jadilah Diri Sendiri" atau "Be Yourself". Banyak penikung yang sewaktu masa pendekatan menjadi orang yang bukan dirinya sendiri.
Katakanlah kamu Jono, lantas ketika PDKT kelakuan dan kebiasaan kamu seketika berubah menjadi Jokowi. Lantas begitu jadian, dia tau kalau kamu sebenarnya bukan Jokowi. Gimana coba?
Jangan cuma menjadi diri sendiri, apalagi jadi Jokowi. Be Your Best Selfpaling nggak, tunjukkanlah sisimu yang lebih baik daripada pacarnya target kamu.

3. Usahalah 100%
Nikung itu harus seratus persen, berusahalah dan tunjukkan kalau kamu benar-benar serius. Tapi ingat, keseriusan kamu harus kamu tunjukkan dalam konotasi yang positif dan cara yang manusiawi.

          "Ah kamu mah gak serius sama aku..."
          "Aku serius tau, sumpah. Aku mau kok hamilin kamu"

Dialog di atas adalah salah satu dari beberapa banyak dialog yang menunjukkan kalau kamu serius... dan bodoh. Bukannya jadian, ending-nya adalah kamu bakalan digampar.

4. Sabar
Nikung itu berbeda dengan membina hubungan dari pertemanan biasa. Prosesnya bisa cukup lama, tergantung usaha dan kesabaran kamu dalam meruntuhkan rumah tetangga. Karena target kamu bukan hanya menilai dirimu semata, doi bakalan membandingkan kamu dengan pacarnya yang sekarang. Lakukanlah sesuatu untuk meyakinkan doi buat milih kamu sebagai pacarnya. Misalnya aja kamu datang ke rumahnya terus nyanyi.

          "Pilihlah aku jadi pacarmu...
           Yang pasti setia menemanimu...
           Yang lain belum tentu setia....
           Jadi pililah aku...."

Mungkin dia bakalah luluh, tapi gak menutup kemungkinan dia bakalan jijik sama kamu. Pilih lagu yang tepat.

5. Jangan Blunder
Cari tau latar belakang dan kondisi hingga permasalahan kisah cintanya dengan pacarnya yang sekarang. Hal ini penting karena bisa jadi bahan referensi kamu dalam ngajak dia nonton. Misalnya aja kisah cinta doi kaya Bara Mahesa dalam film Radio Galau FM dimana doi berperan sebagai Bara. Nasihat saya adalah...
Jangan sekali-kali nyebut-nyebut atau menceritakan jalan cerita Radio Galau FM. Apalagi malah ngajak doi nonton bareng dan minta doi sebutin pesan moralnya. Jadi jomblo jangan goblok.
Semoga kamu nggak blunder ya.

6. Yes-Man
Jangan jadi Yes Man. Karena perlu diingat bahwa target kamu adalah manusia, bukan Tuhan. Jadi kamu gak perlu menuruti segala perintahnya dan mejauhi segala larangannya. Intinya adalah, kamu berhak untuk tidak menjadi jongos, agar terhindar dari berbagai zona harapan semacam FriendzoneBrotherzone, Fatherzone, Ojekzone, dan lain sebagainya.

Dan itulah 6 alasan kenapa kamu gagal nikung yang bisa jadi bahan pertimbangan kalian para pejuang tikungan. Kalau nikung jangan pakai lampu sen, sebab kalau pacarnya tau bisa panjang urusan. Bergeraklah semaksimal mungkin, jangan lupa berdoa dan minta doa restu orang tua. Dan sebelum memulai itu semua, ingat juga risiko dari nikung, gak menutup kemungkinan bahwa kamu bakalan ditikung. Kalau doi bisa buka hatinya buat kamu sewaktu dia ada yang punya, gak ada jaminan doi gak bakalan ngelakuin hal yang sama ke kamu.

20 Maret 2016

Ganteng-Ganteng Serigala

4 komentar:
Jadi ceritanya gue dan beberapa anggota grup LINE "gath kita-kita" yang berisikan beberapa temen SMA yang sekarang lagi kuliah di kawasan Joglosemar (Jogja-Solo-Semarang) minggu kemarin, tepatnya Selasa, reuni kecil-kecilan dengan Dieng sebagai destinasi utamanya. Yang bisa berangkat waktu itu cuma gue (Solo), Ardhan, Karez, Doni (Jogja) dan Pandu (Semarang). Fakhri (Jogja) yang tadinya bisa berangkat tiba-tiba harus mundur gara-gara harus ketemu dosen (padahal akhirnya gak jadi juga). Dengan squad sekecil ini, akhirnya kita cuma nyewa satu mobil buat berangkat dengan Ardhan bertindak sebagai supir pulang-pergi dan Pandu sebagai supir di kawasan Dieng dan Wonosobo.

Ini cinderamata dari liburan singkat Selasa kemarin.


Foto ini diambil agar pelancong-pelancong ini ingat skripsi.

Harapan semu.
Ganteng-Ganteng Serigala.
Yuk main serong...

Pengalaman yang menyenangkan kawan, semoga sehat selalu dan ayo main lagi #gathkitakita jilid 2.

20 Februari 2016

KKN

Tidak ada komentar:
Tanggal 18 Februari kemarin menandakan berakhirnya KKN UNS untuk periode kedua di tahun ajaran 2015-2016. Gue? Gue ikut KKN periode pertama, sekitar 2 Juli sampai 21 Agustus 2015 lalu. Gubrak. Eniwei, gue belum pernah cerita kan? Gini deh, gue buat postingan tentang KKN gue aja.

Gue KKN di Desa Sidomulyo, Demak. Kenapa gue milih Demak? Karena gadis demak gue pernah denger temen gue, sebut saja Fakaw, bilang kalau temen kost-nya ada yang pernah KKN di Demak, warganya ramah-ramah, gitu katanya. Yaudah deh, waktu pendaftaran gue langsung milih Demak. Begitu masa-masa pembekalan datang, gue baru sadar kalau ternyata anak FSRD yang KKN di Demak cuma gue seorang. Beberapa minggu pembekalan pun di akhiri dengan tes untuk menentukan layak atau gak-nya mahasiswa buat ikut KKN. Ini apaan coba? Kenapa harus ada tes segala? Mereka pikir ada mahasiswa yang sebenernya gak layak ikut KKN tapi dipaksakan ikut, lantas menghancurkan sebuah desa layaknya serangan negara api?

Gerbang kembar pintu masuk Desa Sidomulyo.

Pertama kali datang kesini, gue agak kaget. Kok gerbangnya bagus? Bayangan gue sebelumnya adalah tempat yang dijadiin destinasi KKN itu daerah tertinggal atau paling gak, kurang maju. Ternyata gue cukup hoki, hehe.

Balai Desa.

Tempat kelompok gue biasa berkoordinasi dengan perangkat desa. Proker belajar senam, dan senam minggu pagi kelompok gue juga dilakuin di tempat ini. Balai desa ini berseberangan dengan masjid utama desa.

Masjid paling besar di desa.

Bisa dibilang ini masjid utama desa. Penyambutan dan pelepasan kelompok KKN gue juga diadain disini. Sedangkan lomba 17 Agustus diadain di sungainya. Lombanya kocak dan sangat mustahil untuk dimenangkan.

SD Negeri 1 Sidomulyo, tempat gue biasa ngajar. Azeek. Skill mengajar gue bangkit dan terlatih patah hati disini. Daripada diperlakukan sebagai guru, gue kaya lebih diperlakukan sebagai artis.

Diteriakin sekelas... SUDAH BIASA.
Dikerubungin sekelas... SUDAH BIASA.

Yah, ini aja yang mau gue share. Segala hal yang berhubungan dengan masa lalu biarlah pada tempatnya. Azeek. 

18 Februari 2016

Tidakkah kau malu, anak muda?

2 komentar:
Sore tadi, gue sama Tito yang baru aja selesai daftar talkshow Blog Conference UNS di Gedung BAPSI kampus pun langsung cabut ke fakultas karena gerimis udah mulai turun. Kita pergi lewat depan Kopma tanpa ada prasangka apa-apa, tiba-tiba di tengah perjalanan si Tito langsung minggirin motor.

Gue:  Lah kenapa berhenti cuy? Gerimis ini.
Tito:  Bi... Ada HP di tengah jalan itu, ambil yuk!
Gue:  SUMPAH LU?!
Tito:  Iya cuy, lu liat tuh warna merah.
Gue:  WUIH, IYA CUY!
Tito:  Ayo puter balik, kita ambil!
Gue:  BUSEEET! LU GAK MALU?!
Tito:  Lah ngapain malu? Lha.. Lhaa... LHAAAAA DILINDES MOBIIIIL!
Gue:  ANJIIIIIIIIR!
Tito:  AYOLAH AMBIL SEKARANG!
Gue:  BUSET OGAH! MALU CUY, DEPAN KOPMA RAME! (turun dari motor)
Tito:  YOWES AKU SING NGAMBIL, CEPET NAIK!
Gue:  GAK! GAK!
Tito:  YAUDAH LEWAT AJA, CEPET NAIK!
Gue:  SUMPAH LU YA?! LEWAT AJA POKOKNYA! (naik lagi)
Tito:  IYA! IYA!

Kita pun kembali, menjadi saksi bisu HP yang kini casing dan bagian dalamnya sudah terpisah akibat terlindas mobil.

Tito:  Sayang men... Merk apa tuh?
Gue:  Iya cuy, apa yak? Mirip Lumia.
Tito:  Kampret! Ayolah ambil!  (siap-siap U-turn)
Gue:  YAELAH, udah dilindes To...  (motor pun gak jadi U-turn, langsung ke fakultas)
Tito:  HP warna merah orange gitu jarang punya cowok cuy.
Gue:  WOOOH IYA JUGA! Tau gitu ambil aja yak, kali aja yang punya cakep.
Tito:  UDAH TELAAAAAAAAAAAT!!!!

Begitu sampai, Tito langsung berpamitan pulang. Gue meneliti kepergiannya dan mengerti, hatinya masih gundah akan HP di pinggir jalan tadi. Dia kembali ke arah Kopma. Gue yang udah gak peduli pun langsung nyalain motor dan bergegas pulang. Di perjalanan kita bertemu lagi, "HP-nya udah gak ada" gitu katanya.

3 Januari 2016

Setengah Tahun Lagi....

4 komentar:
Hai gais, long taim no si....

Alhamdulillah, banyak hal yang udah terjadi di tahun 2015 lalu, for better or worse. Oh ya, gue udah nyelesaiin Kerja Profesi gue akhir November lalu. Dan gue belajar banyak, semoga ilmu dan pengalaman yang gue dapet dari magang di Seratus Company berguna buat kemajuan gue kedepannya, baik sebagai pribadi maupun sebagai desainer.

Dan memasuki di Tahun 2016 ini, gue, bakalan memasuki fase 2/3 dari jatah hidup kebanyakan manusia setelah era Rasulullah Muhammad SAW. Yak, setengah tahun lagi akan jadi salah satu proses titik balik yang lain dari hidup gue.

Setengah tahun lagi....
Gue inshaallah berusia 22 tahun. Usia yang udah gak muda lagi buat sekedar berleha-leha sambil menanti uang bulanan dari orang tua. Usia yang gak muda lagi buat sekedar menunggu takdir Tuhan, tanpa usaha yang sepadan dengan harapan.

Setengah tahun lagi....
Gue inshaallah bakalan selesai sidang Kolokium dan Tugas Akhir. Dimana salah satu fase hidup bernama "masa perkuliahan" bakalan berakhir dan berganti jadi fase terjun ke masyarakat sebagai orang yang seharusnya dewasa.

Setengah tahun lagi....
Akan jadi pembuktian, apakah gue akan udah punya pendamping, selain orang tua, saat wisuda ntar atau masih belum, muehehehehee....

Eniwei, selamat tahun baru semuanya, 
semoga resolusimu berakhir dengan solusi.