15 Oktober 2014

MusicArt Exhibition

Tidak ada komentar:
Hari udah memasuki hitungan H+4 sejak penutupan acara MusicArt Exhibition di Taman Budaya Jawa Tengah, tapi perasaan semacam euforia yang gue rasakan gak kunjung hilang. Euforia itu terus-terusan menyala dalam lubuk hati gue yang terdalam (syaelah) karena acara ini bisa dibilang tergolong berhasil. Setidaknya itu yang gue rasakan, dan untungnya beberapa senior pun memang gue dengar mengiyakan keberhasilan acara ini.




























Ketika ditanya soal berkesan atau tidaknya acara ini gue mungkin akan jawab, berkesan. Jelas aja, seperti yang udah pernah gue sebutin di postingan sebelumnya, acara inilah yang gue maksud (acara yang gue pimpin). Gile aje, siapa yang gak bangga ketika acara yang dia ketuai disebut-sebut berhasil men... Tapi untungnya sedikit rasa bangga gue itu gak serta merta menutup mata gue akan segala kekurangan yang ada di acara ini. 

Acara MusicArt Exhibition kemarin memang punya kekurangan yang bisa dibilang gak sedikit. Namun satu yang paling fatal adalah molornya pembukaan. Acara pembukaan yang seharusnya bisa dimulai pukul 18.00 WIB terpaksa ditunda hingga satu jam. 

SATU JAM. 

Please men.. Gue udah hampir berak di celana. Parahnya lagi adalah gak ada tanda-tanda bahwa bakalan ada keramaian yang tercipta setelahnya. Waktu udah menunjukkan pukul 18.15 WIB dan parkiran motor masih lengang. Waktu itu gue panik seperempat hidup, kenapa? soalnya tiga perempat nyawa gue udah melayang. Gue dihadapkan pada dua pilihan yang lucu nan menggemaskan. Di satu sisi, gue bisa aja bersyukur karena pembukaan masih mungkin ditunda. Sementara di sisi lainnya gue dituntut panik karena pembukaan bakalan molor. Tapi untungnya kerjaan setting galeri selesai tepat dengan mulai ramainya pengunjung yang kemudian duduk di kursi yang telah disediakan.

Pembukaan pun dimulai, dimulai dengan kata sambutan gue yang cukup ngaco. Gue gemeteran hebat, pertama karena gue cukup menyesalkan acara pembukaan yang molor banget, gue bahkan gak tau mau taruh muka gue dimana. Kedua karena gue belum makan dan tidur dari sehari sebelum pembukaan, gue yang orangnya bisa dibilang panikan gak sanggup buat tidur dan makan. Diantara rasa lemas itu gue coba tahan biar gak collapse, gue ngomong sekenanya sampe selesai.





















Habis gelap terbitlah terang. Persis banget kaya ungkapan Kartini tadi, dibalik cerita kelam persiapan MusicArt Exhibition, acara pameran ini cukup sukses. Gue bahkan diwawancarai 2 kali men, asoy. Satu dari pihak buletin fakultas Kalpadruma, dan yang kedua dari pihak SoloEvent melalui mas Reza Darmawan. Buat yang mau baca artikelnya, ini linknya Gara-gara MusicArt Exhibition, Taman Budaya Jawa Tengah disulap jadi Ruang Pamer.












Nama gue terpampang disitu men, akhirnya. Oh ya, surat kabar Suara Merdeka selaku media partner acara ini juga rencananya besok bakalan memuat berita mengenai MusicArt Exhibition loh.

Oh ya, pada follow akun @teamsinestesia di twitter maupun instagram ya, karena kita bakalan ngasih update perihal event-event mendatang yang pastinya gak kalah seru dibanding MusicArt Exhibition. Ciao.