23 Oktober 2015

(Seharusnya) Hedon

Tidak ada komentar:
Akhir pekan kemarin gue dua kali diajak jalan bareng mba Iin, sepupu gue. Sabtu malamnya kita nonton The Martian di Kuningan City (Kunci), lalu minggu malamnya kita makan di Warung Pasta, deket Arion Jaktim. Mba sepupu gue yang barusan banget pulang dari dinas di Batam, dan nyampe Jakarta sabtu siang tiba-tiba langsung ngajakin gue buat nonton The Martian malam harinya. Kita emang udah niatin buat nonton The Martian bareng dari minggu sebelumnya. Tapi di minggu sebelumnyaitu  kita lupa ngecek film apa aja yang airing di XXI TIM (rumah mba gue deket banget sama TIM), alhasil di waktu yang udah lumayan mepet itulah kita baru nyadar kalo ternyata The Martian gak tayang di XXI TIM. 

Gue:  Mba, abi barusan ngecek jadwal film tayang di XXI TIM, dan.... gak ada The Martian.
Mba Iin:  Oh ya? adanya apa aja?
Gue:  The Walk mba, trus....
Mba Iin:  Yaudah The Walk aja, Mba udah nonton trailernya kok, bagus, rating IMDB-nya juga 8.

Karena gue dari dulu percaya banget sama rating IMDB, dan kata mba gue juga tuh film keliatannya bagus, akhirnya kita mutusin buat nonton The Walk aja. The Martian bisa menunggu. Dan setelah sempet-sempetin nonton trailernya The Walk beberapa menit sebelum kita ciao ke XXI TIM, gue baru sadar kalau cerita ini tentang Phillipe Petit, the legendary wire-walker who crossed WTC Twin Towers with only wire and without safety precaution tools on his body. Dari pada gue kasih spoiler lebih parah (padahal udah parah) mendingan langsung tonton sendiri deh, based on true story and really worth to watch kok.

Eniwei, lanjut ke cerita akhir pekan kemarin. Gue yang ditawarin nonton The Martian ini pun (entah kenapa) gak nolak, padahal gue barusan banget nonton film itu 3 hari sebelumnya. Jadilah kita berangkat ke Kunci, naik motor, dan gue yang ngendarain (ya iyalah). Berkendara motor di Jakarta waktu weekdays emang bikin taubat nasuha, tapi berhubung gue jalannya waktu weekend, dan malam hari, yaah cukup lancar. Berbekal arahan dari mba, akhirnya kita sampe di Kunci, walaupun gue sempet salah ambil U-turn, untungnya kita gak perlu terlalu jauh buat nemuin U-turn yang lain, gak kaya jodoh #eeh.

Kemudian kita parkir, naik ke XXI, beli 2 tiket The Martian, dan makan malam di food court deket XXI. Gue yang emang kondisi keuangannya udah super duper kritis ini memilih untuk beli minum aja. Mba Iin yang belum makan pun beli sushi, sementara minumnya gue pesenin semacam susu, Choco Oreo 2. Emang dasar nasib sebagai keponakan mujur yang punya mba sepupu yang baik hati, minum gue dibayarin, sempat ada penyesalan kenapa gue tadi gak sekalian pesen makan aja #eh. Selesai makan kita pun langsung nonton. Malam minggu yang cukup indah.

Besoknya? emang lagi nasib mujur, sayur dan lauk di rumah yang abis pun seolah memaksa buat kita makan di luar. Which is fine though, i just.... don't have the money. Gue yang manut sama mba pun ok-ok aja. Kita akhirnya makan di Warung Pasta , di sebuah kawasan kuliner di daerah Jakarta Timur. Pokoknya kalau datang dari arah Matraman, ntar kita belok kanan ke Jalan Balai Pustaka Timur, ntar tempatnya ada di kanan jalan. Kalau kata mba sih daerah situ emang kaya jadi tempat wisata kuliner gitu, jadinya kalau weekend rame. Dan yap, rame banget, untungnya kita masih dapet kursi. Kita pun langsung pesen makan dan minum. Gue? Untuk makannya gue pesen Spicy Prawn, semacam nasi 'panggang' yang cukup enak dengan harga Rp 20.000,- dan minum Choco Bubble (gue emang suka sama semua yang berbau coklat) dengan harga Rp 29.500,- ya.... entah kenapa malah lebih mahal dari makanannya.

Penampakan Spicy Prawn, warnanya ijo-ijo gimana gitu.

Sogok aku, sogok aku dengan cintamu coklatmu...

Dan di kesempatan (seharusnya) hedon jilid 2  ini, gue.... juga dibayarin. Wohooo, mamam enak tanpa bayar, hahaha.

Thank you Mba :') tau aja keponakannya lagi kritis keuangannya. I will repay you another time, through your future kids.

20 Oktober 2015

Aksi-Reaksi

5 komentar:
Weekend kemarin menandakan minggu ke empat gue tinggal di Jakarta. Yap, segala mata kuliah wajib dan mata kuliah umum gue udah selesai semester 6 kemarin. Alhasil, di semester 7 ini gue cuma ngambil 1 mata kuliah dengan bobot 4 SKS, Kerja Profesi (KP). Dosen-dosen gue sendiri menghimbau mahasiswanya buat ngambil tempat KP di kota besar, Jakarta & Bandung jadi saran utama mereka. Gue kurang begitu paham sama maksud utama dibalik saran mereka itu apa, apa karena kota-kota itu menjanjikan 'porsi' kerja yang lebih brutal dan bikin mencret? Mungkin. Dan jelas aja hukum aksi-reaksi berlaku disini, dibalik kehidupan KP yang keras, terdapat jiwa yang butuh piknik.

Culik aku, bawa aku ke Rengasdengklok.

Dan kebutuhan piknik itu berhasil gue penuhi dengan cara mengumpulkan temen-temen SMA gue yang kuliah disini. Zahro, Dian, dan Mukhlis pun jadi korban dari keadaan jiwa gue yang butuh piknik.

Di pertemuan pertama, kita sepakat buat ketemuan di McD Otista. Sebelum itu, gue sama Dian yang sebelumnya sempet nonton Zahro main futsal di Hanggar Futsal daerah Gatsoe pun pamit duluan ke Kokas buat sekedar sholat dan cari makan siang, yang berakhir super tragis dengan gugurnya beberapa pahlawan dari dompet gue. Mau gak mau, gue harus mengheningkan cipta. Gimana gue gak nggondhuk, 'Soekarno-Hatta' dan 'I Gusti Ngurah Rai' gue gugur cuma buat 2 porsi makan siang.

Are u fucking kidding me?!

Biar cepet move on dari rasa kehilangan 3 pahlawan tercinta secara tragis tadi, kita pun mutusin buat jalan-jalan ke beberapa sudut Kokas, sekalian nemenin Dian cari barang. Gak lama dari itu, gue kita yang lelah jiwa dan raganya pun mutusin buat duduk manis di KFC Kokas, lumayan bisa sekalian ngobrol cantik. Gue yang masih syok pun cuma berani pesen Mocca Float, Dian? cuma Sundae Chocolate. Sambil nunggu Zahro nyusul ke Kokas, kita sempetin buat ngobrol banyak, mengejar ketertinggalan gosip info seputar kehidupan temen-temen gue di Jakarta. Saking asiknya, gak kerasa ngobrol pun berubah curcol #eeaaak. Gak sedikit juga rahasia yang terungkap (lebay). Rahasia apa aja yang terungkap? Temukan jawabannya di Silet minggu depan.

Setelah sekitar 2 abad menunggu, akhirnya Zahro dateng (masih dengan seragam futsalnya). Karena agak risih liatnya, akhirnya gue minta tuh anak buat salin dulu. Setelah Zahro salin, kita pun mutusin buat bergerak dan (lagi-lagi) nyari tempat tongkrongan baru, mengingat pantat gue hampir berakar di KFC tadi gara-gara nungguin Zahro selesai futsal. Akhirnya pilihan jatuh ke McD Otista. Berhubung tempat ini deket banget dengan STIS, kita bertiga yang lagi di taxi ini pun langsung nelpon Mukhlis, meminta secara paksa dia buat nyusul ke McD Otista. Dan secara ajaib, yang nyampe TKP duluan adalah dia. Kita pun secara histeris bercerita secara meluap-luap (lebay) mengenai jodoh yang tak kunjung tampak batang hidungnya apapun.

Ah, melepas rindu bagi gue emang sedikit aneh, entah kenapa begitu ketemu temen-temen lama ini gue kadang gak bisa langsung nyerocos (bohong banget). Karena dengan ngeliat wajah-wajah familiar ini dari deket, sekali lagi, udah cukup buat gue muntah tersenyum.

Mukhlis, Zac Efron, Dian, Zahro.

Cuma gue... yang nyengir.

Nyempil-nyempil kaya upil... Zahro.

Foto yang ke empat ini udah beda trip, tapi masih dengan squad yang sama. Kita berempat nonton The Martian di Plaza Kalibata, setelah sebelumnya kita ngabisin uang dengan beli buku, makan siang dan karaokean. Kemudian sambil menunggu kedatangan Mukhlis yang nyusul itulah kita makan di Richeese Factory, dan selfie (sunnah muakad).

Piknik dengan suicide squad ini emang hedon banget. Hukum aksi reaksi pun (lagi-lagi) berlaku, dibalik hedon yang hebat, terdapat dompet yang sekarat.

9 Oktober 2015

Selfslap Service

9 komentar:
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA :))

Mungkin (gak seberapa) banyak dari kalian yang bertanya, kenapa awal postingan ini diawali dengan gue ketawa ngakak? Eh bentar-bentar.... 

blog ini ada pembacanya gak sih? 

Yah, berhubung gue mungkin gak sanggup menerima kenyataan sebenarnya dari jawaban pertanyaan yang kedua, kita bahas pertanyaan yang pertama aja deh ya. I' just did myself a favor, a selfslap service (not literally). Gue yang udah cukup lama blogging ini barusan mikir, sebenarnya udah berapa banyak sih suicide posts yang udah gue publish di blog? Kenapa gue sebut suicide postsYeah, what does that even mean? Karena terlalu sering dan banyaknya gue nulis sesuatu yang berbau galau, gue baru nyadar bahwa itu sebenernya gak penting. Come on man, (i mean) why the fuck did i do that in the first place? To show 'em all that i'm just a low self-esteem kind of man whose world only rotate around my own past things? 

Screw me!

If that really is the case, then it's time to wake up, even Green Day's vocalist had been woken up about 9 days ago! I'm no low self-esteem man, i'm fully functional high quality man whose world can only get better time after time :D


6 Oktober 2015

Berbaik hatilah Tuhan (part 2)

4 komentar:
Tapi tadi malem, gue memilih buat mundur waktu hati gue masih 100% buat dia. Sakit sih tapi mau gimana lagi, namanya juga hidup jalanin aja dulu.

Seperti kata Pat Kai...

So until there are no longer strings attached between us, i'll savor this bittersweet feeling with me. Hahaha mudah-mudahan gak kaya cerita-cerita sebelumnya, semoga ini gak lama dan gue pun mendapatkan hak untuk menemukan bahagia yang sempurna tanpanya. Hahaha,

gombal abis.

Dari kisah ini gue belajar sangat amat banyak hal dan gue yakin ini juga sangat amat berguna bagi kehidupan gue kedepannya. Dan kepada Tuhan, berbaik hatilah Tuhan.

bila pun hamba siap, 
temukanlah hamba dengan wanita yang 
bila berjodoh, 
menerima hamba dengan jujur, dan
bila tidak berjodoh, 
pun menolak dengan kejujuran,

bukan wanita yang menolak dengan bahasa yang sangat purbakala semacam "kamu bakal dapetin yang lebih baik dari aku".

Aamiin.... :)

26 September 2015

Berbaik hatilah Tuhan (part 1)

6 komentar:
Malam minggu semuanya,

Untuk sementara gue belum memutuskan buat beli domain baru, secara selain tagihan kost yang membludak, masih ada tanggungan baru buat gue yang musti magang di jakarta Oktober ini, yak transportasi dan biaya hidup disana. Hampir dipastikan gue gak bakal bawa motor ke Jakarta, kasihan motor gue kalau harus beradu di jalanan sepadet Jakarta setiap harinya, dia belum cukup umur dan minim pengalaman.

Tapi bukan itu yang mau gue bahas di malam minggu syahdu ini, alangkah indahnya kalau kita menggalau saja. Ya gak? Punya pacar atau gak bukan takaran gue untuk memutuskan buat galau. Karena kalau menurut gue galau itu asik-asik gak enak, entah mau galauin kuliah, skripsi dan TA, uang bulanan yang (entah gimana) cepet abis, atau cinta. Dari dulu gue emang orangnya memuliakan galau, so buat gue galau tetep asik.

Di postingan sebelum ini gue sempet nyinggung masalah zing. Zing bisa datang kapan aja, mau pandangan pertama atau bahkan di pandangan ke 2048. Sekitar 3 bulan lalu di sebuah pertemuan akbar yang mampu mengubah nasib anak-anak kuliahan, i got 'zing' kind of feeling. Rasanya lucu, i barely know her at all but she had already managed my heart to spark a little. Hahah very rude guest indeed. Beautiful, attractive, and...

taken.

Disini gue mulai ngerasa capek, dari 3 cerita roman yang gue perjuangin sejak SMA, gak ada yang beres. Love hasn't been kind to me. Jadinya gue trauma buat memulai cerita baru di masa kuliah. Gue sempat membatin ke diri gue sendiri waktu awal kuliah, untuk tidak jatuh hati ke siapapun dan sampai akhir semester 6 kemarin berhasil. Keberhasilan ini gak lepas dari input mahasiswa Seni Rupa kampus gue yang agak-agak menyedihkan gitu sih ya, there's not much quality there :'(

Di satu sisi gue menyayangkan keadaan, di sisi lain gue bererima kasih atas batin gue yang dengan mudahnya direalisasikan Tuhan. Gue pikir rencana ini bakalan berjalan mulus sampai gue wisuda nanti, eeeh gue kecolongan...

11 Agustus 2015

Pindahan

3 komentar:
Gak kerasa ya, gue udah vakum ngeblog selama 2 bulan. Padahal gue sempat punya niatan buat ngepost perihal ke-hectic-an hari terakhir kuliah di semester lalu, kritik tentang masalah penilaian KKN di siakad, tentang KKN itu sendiri, dan tentang gue yang akhirnya ngerasain apa yang dirasain sama Jonathan waktu ketemu sama Mavis di Hotel Transylvania, zing :)

Tapi sebelum itu semua, gue mau ngumumin dulu tentang sesuatu. Bakalan ada kemungkinan buat gue ganti domain ke [dot]com, dan bukan pake sparkledsoul lagi sebagai alamatnya, gue mau pake judul blog gue ini (kacamatague) sebagai alamat baru.

Kapan? Yang jelas setelah KKN deh ya, secara gue belum bayar uang kost titipan ibu. Maafkan anakmu bunda. Pokoknya sebelum berita ini menjadi benar-benar pasti, akan ada kabar dari kok.

So, sampai jumpa di postingan teronto-ronto berikutnya.

23 Mei 2015

Gerak Semu

12 komentar:
Horas! Akhirnya niat gue buat konsultasi 2 mata kuliah hari ini kesampaian. Gue sampai merelakan waktu luang gue di malam hari buat lembur tugas. Hasilnya? Janji gue buat ngepost ke temen gue pun molor. Dan udah 2 hari ini pulalah gue diwanti-wanti sama salah seorang temen gue buat ngepost di blog. Berhubung dia belum punya pacar, blog gue inilah yang jadi bahan bacaan dia hampir tiap malem. Kasihan.


Ucup:  (anarkis) BI, MANA KATANYA LU MAU NGEPOST?!

Gue:  Ya sori cup, 2 hari ini kan sibuk bikin tugas, ngejer konsultasi juga.

Ucup:  (makin anarkis) GUE GAK MAU TAU!


Ucup ini udah 21 tahun belum punya pacar. Katanya sih dia dulu pernah ditembak sama cewek. Tapi berhubung dia telat dewasa, tanpa menjawab sepatah katapun dia langsung lari pulang.

Mungkin gini reaksinya waktu itu.

Kayanya kalau dilanjutin, postingan gue bakalan menjatuhkan nama yang terlanjur kurang baik temen gue. Tapi biarlah, gak ada yang perlu disembunyikan.

Temen jomblo dengan kondisi ter-naas gue ini sebenernya ada 2. Selain Ucup, ada Fakaw alias Fafa KW. Bukan. Dia bukan pedagang DVD KW. Panggilan kw melekat ke dia karena ada Fafa yang asli (ada unsur 'Fafa' dalam nama lengkapnya) di kelas, sementara Fakaw (yang gak ada unsur 'Fafa' di nama lengkapnya) harus puas dipanggil Fafa KW, Fakaw, KW.

Kasihan.

Fakaw ini seneng banget ngejekin gue dan segala masa lalu gue. Mulai dari masalah kiranti sampai bawa-bawa si dia-yang-tak-boleh-disebut-namanya sambil nyetel "Buta Hati"-nya Naif. Dia kalau lagi ngejek gue kayanya bahagiaaaaa banget. Pernah suatu waktu kita ngobrol.


Gue:  Buset! Lu follow instagramnya @ui.cantik Fa?!

Fakaw:  Iyalah!... eh Bi, kok si dia-yang-tak-boleh-disebut-namanya gak masuk ya?

Gue:  Ya bagus dong.

Fakaw:  Lah kenapa?

Gue:  (sewot) KALAU MASUK, MILIK BERSAMA NAMANYA!


Udah cukup dia dipunyai satu orang, jangan ditambah lagi. Gue mana rela. Nah, lanjut lagi ke permasalahan awal. Gak beda jauh dengan Ucup, Fakaw ini juga termasuk jomblo veteran. Kalau ngomongin soal kehidupan cinta, mereka emang belum punya pengalaman. Kalau derita cinta, lain lagi ceritanya. Kaya yang udah gue bilang, Ucup begitu pertama kali ditembak ama cewek, malah kabur. Begitu dia nembak cewek, eeh... kandas. Fakaw juga gak jauh beda, seringkali perasaannya tak terbalas.

Gue curiga.

Kayanya mereka yang sampe tua gini masih aja dicampakkan, pasti waktu kecilnya gak ikut imunisasi campak. Jadilah bahasan gue kalau lagi sama dua orang ini ya tentang campak. Berhubung gue dulunya anak IPA, gue jadi bisa ngasih analisis mengenai kenapa mereka yang dulunya jomblo sampai sekarang masih aja jomblo.

Apa karena wajah? bisa jadi. Tapi setau gue, gak semua cewek nilai cowok cuma dari wajah. Gue aja yang ganteng begini masih jomblo aja. Kesimpulannya, wajah bukanlah prioritas. Apa karena uang? mungkin. Uang emang krusial sih, tapi kayanya bukan. Gue yang hampir tiap hari mondar-mandir Indomar*t buat pamer uang aja masih jomblo aja. Terus apa?

Jadi penyebab utamanya adalah gerak.

Mungkin kalian semua pada bingung. Itu wajar, yang gak wajar adalah begitu ada cewek lewat, kalian ngelakuin hal ini....
....cuma buat kenalan.

Kita bahas lagi soal gerak. Gue seringkali dihadapkan dengan sejumlah cewek cantik ketika lagi jalan sendiri ataupun lagi jalan bareng temen. Kalau lagi jalan bareng Ucup misalnya, ketika dihadapkan dengan cewek cantik dari jurusan atau fakultas lain, yang terjadi adalah. Gue bakalan secara intuitif berhenti, menikmati rezeki sambil ngedenger Terpesona-nya Glenn Fredly terlantun dari entah darimanapun datangnya. Sementara Ucup yang berhenti 2 langkah di depan gue, bakalan sigap balik badan dan bilang.


Ucup:  GILAAA BRO... CAKEP CAKEP!


Nah. Yang barusan gue contohin termasuk dalam gerak semu. Geraknya orang susah jodoh. Ciri-ciri gerak semua adalah, ada cewek cakep terus temen lo siapapun mereka langsung ngelirik lo sambil bilang "Gilaa bro!". Inget aja. Yang seharusnya terjadi adalah gerak yang melancarkan jodoh, namun juga penuh risiko. Ya, gerak relatif. Kaya gini. Ketika dihadapkan dengan cewek cantik dari jurusan atau fakultas lain, gue bakalan secara intuitif berhenti, menikmati rezeki sambil ngedenger "Terpesona"-nya Glenn Fredly terlantun dari entah darimanapun datangnya. Sementara Ucup yang sempat berhenti 2 langkah di depan gue, bakalan sigap nyamperin mba-nya dan bilang.


"Pancar matamu tak terdispersi
  Hadirkan resonansi di jiwa
  Jatuh bertaut di hati karena gravitasi
  Hadirkan cinta tak terkuanta..."



8 Mei 2015

Football Manager

2 komentar:
Sepanjang hampir 21 tahun gue hidup, belum pernah terpikirkan sekalipun buat beli game original. Yap, kenyataan bahwa gue hidup dan tinggal di Indonesia sedikit memaksa gue buat membiasakan diri dengan hal-hal bajakan. Mulai dari film, musik, sampai game-pun bajakan, dan semuanya udah pernah gue cobain. Apa bedanya dengan barang asli? Mana gue tau, beli aja jarang. Mungkin terakhir kalinya gue beli barang penting yang orisinil adalah sewaktu gue SD atau SMP, beli kaset Dewa19.

Tapi sekarang pandangan gue mengenai hal-hal bajakan dan orisinil gak lagi lebih berat ke harga. Gue mulai memandang ke skala yang lebih luas, apa aja yang mungkin bisa gue sebabkan ke diri gue sendiri maupun orang lain kalau gue beli barang bajakan? Ternyata banyak, seenggaknya lebih banyak dari yang gue pikirkan selama ini. Dan sejak sekitar 2 bulan lalu, gue memulai langkah anti pembajakan gue dengan membeli game Football Manager 2013 yang orisinil. Mumpung harganya udah turun ke Rp 80.000,00 dan gameplay-nya familiar dengan gue, langsung gue sikat.

Kenapa edisi 2013? Football Manager 2014 dan 2015 memang udah keluar. Tapi interface-nya kurang menarik bagi gue. Selain itu harga game aslinya masih selangit. Yaudah, tanpa perlu banyak cincong, gue langsung minta temen gue buat pesenin nih game. Begitu gamenya nyampe, gue baru inget kalau laptop gue gak punya DVD-ROM.

Kan goblok.

Gue yang terlanjur panik, langsung nyari-nyari jualan DVD-ROM di internet, dan harga paling murah ada di kisaran 300 ribu. Nyet, mahal banget. Akhirnya gue kepikiran cara lama, isi DVD gamenya gue copy ke hardisk dan gue buat iso-nya. Begitu dicoba, alhamdulillah bisa. Akhirnya gue install sampe selesai, dan untuk pertama kalinya seumur hidup, gue gak perlu nge-crack. Begitu selesai dan gue siap main, tiba-tiba muncul jendela baru. Football Manager harus di-update dulu. Gue yang udah kelewat bahagia, langsung mengiyakan, OK gan! Lalu...

Tai kuda!

File yang harus didownload besarnya 2 GB. Akhirnya gue isi pulsa buat modem dan mulai nyicil download data tambahannya. Besoknya gue baru bisa main. Begitu gue main, gue tiba-tiba inget ada tugas untuk besok.

7 Mei 2015

Attack on Caterpillar

4 komentar:
Selamat err... pagi pembaca setia yang budiman, dimanapun anda berada. Gue baru aja nyelesaiin tugas mata kuliah Seminar dan Presentasi Desain a.k.a makul pra-kolokium nih. Kenapa gue bilang makul pra-kolokium? karena dalam makul yang-gue-kira-cuma-bakalan-diajarin-gimana-caranya-presentasi-yang-baik-dan-benar ini, gue yang notabene masih mahasiswa semester 6 udah harus nyusun 3 judul Tugas Akhir plus BAB I-nya. Mengenai tugas yang barusan gue kumpulin ini, gue telat ngumpulin 90 menit dari batas deadline waktu pengumpulan. Tapi gak masalah, kali ini ngumpulnya bukan ke dosen, tapi cuma ke temen gue doang sebagai terminal akhir tugas, untuk kemudian dia kumpulin ke dosen.

Eniwei, ternyata udah sebulan lewat gue gak ngeblog. Sebenarnya ada maksud hati untuk ngepost, cuma entah kenapa 1 bulan terakhir ini gue jadi malas nulis. Dan setelah siang tadi ngisi modem, saatnya gue nyeritain kejadian yang seharusnya gue post 2 bulan yang lalu.

Dan sebelum kita berangkat lebih jauh, ada baiknya kalian baca postingan ini sambil dengerin lagu Linked Horizon - Guren no Yumiya.

. . .

#AttackOnCaterpillar

Kenapa judulnya mirip banget sama anime trend 2 tahun lalu? Kenapa gue bisa bikin poster dengan font kaya Attack on Titan yang asli? Kenapa gue keren banget? 3 pertanyaan itulah yang sewajarnya melintas di kepala kalian waktu liat poster diatas. Sabar, segala pertanyaan yang ada di kepala kalian bakalan terjawab gak lama lagi, cukup tahan diri kalian dari muntah sekitar 15 menit kedepan.

Kenapa judulnya mirip banget sama anime trend 2 tahun lalu?

Kejadian ini bermula 2 bulan yang lalu, kalian pastinya ingat dong sewaktu SMP atau SMA pernah nonton televisi dimana berita utamanya adalah beberapa daerah di pulau Jawa diserang hama ulat bulu. Pernah kan? Dan 2 bulan yang lalu, gue akhirnya merasakan sendiri.

Pekarangan kost gue ramai dengan ulat bulu. Mulai dari yang kecil sampai yang besar, ada yang jalannya lambat ada yang cepat. Pokoknya menjijikkan deh. Gue tiba-tiba aja keinget ama kejadian beberapa tahun yang lalu, dimana beberapa daerah di Jawa diserang ulat bulu. Bulu kuduk gue merinding disko. Gue udah ngebayangin yang enggak-enggak. Gimana kalo tiba-tiba ada berita "seorang pria (lemah lembut) ditemukan tewas berdiri akibat tidak tidur demi melindungi diri dari serangan ulat bulu".

Please men.

Akhirnya gue beranikan diri (walau terpaksa) buat bertarung selama seminggu penuh buat mencegah ulat bulu buat masuk ke kamar gue. Senjata yang gue punyai cuma serokan sampah dan sapu. Greget bukan? Kejadian paling horor adalah sewaktu gue pulang ngampus dan menemukan 2 ulat bulu di pintu kamar gue, DI PINTU LO BAYANGIN! MANA YANG SATU LAGI POSISINYA UDAH DEKET BANGET DENGAN GAGANG PINTU LAGI! ya gue hampir nangis. Akhirnya gue minta tolong temen gue buat ngebuang jauh-jauh tuh ulat bulu dari pintu gue. Gue udah kelewat jijik ngebayangin mereka di pintu tadi. Yak, attack on caterpillar adalah judul yang gue rasa tepat dengan perjuangan gue selama hampir 2 minggu menjaga kamar gue tetap steril dari makhluk mungil menjijikkan semacam mereka.

Kenapa gue bisa bikin poster dengan font kaya Attack on Titan yang asli?

Kalau soal font mah ada aplikasinya di internet, cari aja. Buat keywordnya, tulis aja "font Shingeki no Kyojin". Harusnya ada. Oh ya, tulisan Kanji diatas itu benar-benar Attack On Caterpillar loh, bandingin aja dengan poster aslinya.

Kalau posternya secara keseluruhan sih, hoki-hokian. Itu gue posisinya lagi di dalam benteng Vastenburg, tengah kota Solo. Sekitar seminggu kurang sebelum angkatan gue ngadain acara MusicArt Exhibition, Solo lagi punya acara IIMF. IIMF sendiri adalah acara festival topeng internasional gitu, yang kalau gak salah setiap tahunnya diadain sama pemerintah Solo di benteng Vastenburg. Dan anak DKV angkatan gue dapat undangan buat ngisi salah satu stand disana. Jadinya sewaktu anak-anak lagi pada istirahat sehabis ngangkatin perlengkapan ke stand, gue sama Ucup dan Yudha menyempatkan diri buat berfoto a la Eren Yeager di dekat dinding benteng. Jadi deh foto diatas. Dan demi postingan ini, gue edit seperlunya.

Kenapa gue keren banget?

Pertanyaan ini simple banget, tapi susah buat dijawab. Kenapa ya?

20 Maret 2015

Art Edu Care #6

8 komentar:
Ceritanya kemarin sore gue baru aja sempat datang ke acara pameran seni rupa Art Edu Care. Pameran ini termasuk pameran tahunan, dan di tahun 2015 ini merupakan keenam kalinya Art Edu Care diselengarakan. Panitia pamerannya anak-anak Pendidikan Seni Rupa dari FKIP UNS. Acara ini termasuk pameran yang berskala besar, apalagi kalau dibandingin dengan pameran yang gue ketuain kemarin. 

Hahaha.

Gue jadi ingat salah satu teman gue, namanya Iqbal. Dia sepuh banget, sampai-sampai dia dipanggil 'mbah' oleh satu angkatan. Bukan kok. Dia bukan kakat tingkat gue, apalagi adik tingkat. Percaya gak percaya, dia yang-nama-aslinya-tak-pernah-disebut ini seangkatan dengan gue. Cuma karena sesuatu hal yang sepele, dia yang tadinya selalu dipanggil cabul, mulai dipanggil mbah. Panggilan itu langsung identik ke dia, melegenda.
Si Mbah.

Gue jadi ingat si mbah. Kenapa? Karena begitu kita sampai di parkiran, dia langsung bilang gini.

Mbah: Pamerane gede cah, ora koyo pamerane awak e dhewe...
Fafa: Ya aja dibanding-bandingke mbah..
Gue: Asem, aku yo wegah dibanding-bandingke mbah.. (loro ati)



Jelas aja men. Pameran yang disiapkan berminggu-minggu sebelum hari H (Art Edu Care) bakalan beda dengan pameran yang artistnya aja pada baru masang karya 3 jam jelang pembukaan (MusicArt Exhibition). Retorikal sekali.

28 Februari 2015

10k Hit!

Tidak ada komentar:
Udah sekitar 5 tahun lamanya gue malang melintang di dunia blogger, tepatnya dari tahun 2010. Gak kehitung udah berapa banyak teman gue yang ujung-ujungnya buka blog gue ini. Gue paksa tepatnya. Meskipun ujung-ujungnya cuma anget-anget tai ayam, seenggaknya banyak dari mereka yang sempat terinspirasi dan bikin blog karena baca blog gue. Gak kehitung udah berapa banyak bule dan pakle yang nyasar kesini karena alamat blog gue yang keinggris-inggrisan. Mereka mungkin berpikiran kalau blog ini berbahasa inggris, tapi sayang blog gue berbahasa kalbu. Dan terakhir, gak kehitung juga udah berapa banyak insan manusia yang sempat tersesat disini dan berakhir tragis. Tapi, karena mereka semualah blog gue beberapa hari yang lalu baru aja ngehit 10000 pageviews count

WOW!

Kasihan mereka.

Eniwei, berhubung dapat 10k hit. Gue mau ngisi post ini dengan 10 poin semacam trivia 'Did you know?' gitu aja kali ya. Temanya tentang 10 blog-changing moments yang ujung-ujungnya ngebentuk blog Kacamata Gue jadi kaya sekarang. Sedaap.

1. Blog si 'jayus' Hafizh
Pertama kali gue kenal dengan blog adalah berkat promosi paksa salah satu teman gue yang baru bikin blog baru, namanya Hafizh. Dia bikin blog itu sekitar 2008 akhir, zaman segitu gue masih SMP. Peradaban belum masuk ke perumahan gue, internetan pun susah. Gue yang penasaran pun cuma bisa penasaran sampai internet jadi gampang.

Akhirnya gue buka blognya.

Meskipun orangnya jayus abis, ternyata blognya bisa kocak. Fak. Gue ngakak 24 jam 7 hari. Banyolannya yang gila bikin cerita yang dia tulis jadi lucu. Sama seperti gue, gaya tulisan dia mulai berubah seiring berjalannya waktu. Walaupun gak selucu dulu lagi, tapi masih lumayan enak buat dibaca. Tapi sayang, dia udah gak update blog lagi.

Gue:  Wah fizh, parah lo. Kok lo dah gak update blog lagi sih?
Hafizh:  Haha, iya ya?
Gue:  Parah, padahal gue aktif juga gara-gara lo.
Hafizh:  Sorry bi, tempat curhat gue sekarang udah nyata.
Gue:  Asu... (dalem hati)

Sekarang dia curhat ke pacarnya, bukan di blog.

2. Tugas TIK
Pertama kalinya gue buat blog adalah kelas 10 SMA. Waktu itu guru mapel Teknologi Informasi dan Komunikasi gue menugaskan siswanya buat nulis riwayat hidup dari lahir sampai SMA dalam bentuk artikel. Gue sih berpikiran 'ah gampang, bikin novel juga gue jabanin!'. Ternyata instruksi beliau belum selesai, artikel itu ternyata cuma pemanis doang. Tugas sebenernya adalah membuat blog, dan posting artikel tadi disitu.

Kampret.

Oh ya, Kacamata Gue ini bukan blog tugas TIK, ini murni  blog inisiatif gue sendiri.

3. Kapok main game online
Salah satu penyebab gue jadi ngeblog adalah pengalaman kapoknya gue main game online. SMP kelas 8, tepatnya di pertengahan 2008 gue mulai kenal dengan yang namanya game online.

Debut game online pertama gue adalah Seal Online.

Gue yang sewaktu istirahat pertama gak ada kerjaan ngeliat 2 teman gue yang dari beberapa hari lalu gue perhatiin selalu asik diskusi sambil baca buku. 'Wah, calon siswa teladan nih' begitu pikir gue. Begitu gue samperin, nyet, ternyata buku tentang game Seal Online. Gue yang penasaran pun ikut nimbrung, Gitu terus selama beberapa hari.

Lalu perasaan pun mulai tumbuh diantara kita.

Melihat gue yang sepertinya tertarik, mereka pun bersekongkol ngajakin gue ke warnet sepulang sekolah. Dan keranjinganlah gue. Gue jadi sering ke warnet buat main game online. Jatuh miskin pun tak terelakkan, uang yang seharusnya tersalurkan buat kebutuhan gue bertahan hidup di sekolah pun berganti prioritas. Gue yang sehari disangu ibu Rp 7.000,- jadi mutar otak. Pokoknya kira-kira jadi gini.

Kan goblog.

Setelah setengah tahun habis buat main game online, gue pun dapat hidayah. Meskipun Knight gue baru sampai level 36, gue pun menyudahi kisah roman dengan game tersebut.

4. Putus cinta
Salah satu alasan gue ngeblog waktu itu adalah gue lagi dalam masa-masa broken heart setelah putus cinta.

Pat Kai pernah bilang.

Gue yang gak tau harus ngapain pun cuma uring-uringan di depan laptop tiap malam. Gitu terus sampai gue inget udah pernah bikin akun blogger, gue pun akhirnya mulai berusaha nulis dikit-dikit mengenai derita cinta tiada akhir. Sempet beberapa kali bikin-hapus-bikin-hapus blog, akhirnya sekitar Februari 2011 dengan mantap lahirlah blog ini.

5. Galau
Selain putus cinta ngebuat gue jadi gak ada kerjaan, efek lainnya adalah galau. Gue yang tadinya sms-an tiap hari, setiap 7 hari, 40 hari, sampai 1000 harian pun jadi bingung. Seperti halnya Jendral Tian Feng yang galau dan dihukum menjadi babi dan diturunkan ke bumi, gue pun merasakan yang namanya galau. Galau membuat gue punya cerita buat diutarakan ke blog. Sampai di postingan gue yang sekarang udah cukup banyak postingan gue yang berbau-bau galau. Salah satunya adalah tetralogi 'Jodoh Bukanlah Sendal Jepit' dengan sequelnya 'The Essential of My Unrequited...', 'Hamster di Kincir Putar', dan terakhir 'Akhir dari Tetralogi'.

6. Aib tiada akhir
Seperti yang kalian tau, blog gue ini isinya gak cuma tentang kegalauan semata. Aib juga banyak. Aib gue banyak, dan gak sedikit juga yang gue jadikan bahan tulisan blog. 'Jamu Ibu' misalnya, aib paling legenda yang pernah gue tuliskan di blog. Menyesal pun tiada guna, gue udah terlanjur hina.

Mungkin banyak orang ngerasa gak nyaman dengan aib, Islam juga ngajarin setiap insan agar saling menjaga aib saudaranya. Bagi gue aib akan jadi aib kalau kita sendiri nganggap itu aib. Keputusan gue buat ngeshare hal-hal yang berbau aneh dari diri gue sendiri adalah supaya gue ngerasa aman kalau lagi ngumpul sama teman. Banyak yang bilang kalau ketika cewek ngumpul ujung-ujungnya gosip, cowok juga sama.

7. Lomba blog
Motivasi gue dalam ngeblog juga berasal dari kompetisi blog. Waktu gue SMA kelas 10, teman gue juara 1 lomba blog se-Lampung. Syit. 'Kok gue gak tau?'. Waktu itu IM3 kerjasama dengan Kaskus dan Apkomindo Lampung. Dengan sponsor mentereng kaya gitu, jelas aja hadiahnya gak tanggung-tanggung, teman gue itu dapat laptop, modem dll. Melihat itu semua tentu aja ngebuat gue tertarik buat ngeblog, kali-kali aja bisa menang kompetisi blog gitu, kan lumayan.

Benar aja.

Satu tahun kemudian, tepatnya waktu gue kelas 11 SMA ada lomba blog islami gitu, yang ngadain Universitas Lampung. Gue pun ikutan lomba blog, sementara teman sekelas gue si Ardhan a.k.a kerabendra dan Afif pun ikut sebagai anggota tim cerdas cermat islami. Alhamdulillah kita sukses nyabet gelar yang kita ikutin. Gue sendiri dapat juara 3 lomba blog islami se-Lampung, sedangkan Ardhan dan Afif nyumbang trofi juara 2 cerdas cermat islami se-Lampung. Sebagai hadiahnya gue pun dapat trofi dan uang. Berhubung besoknya hari senin, gue sebagai salah satu penyumbang trofi pun gak baris di upacara sebagai anggota kelas 11 IPA 1, gue baris di 'tempat sakral' yang setiap upacara penaikan bendera hari senin selalu diisi orang-orang berprestasi.

Berdiri di tempat sakral itu merupakan sebuah kebanggaan besar, karena selain 'mejeng' di depan dan disebutin namanya dengan mikrofon, gak semua orang bisa dan punya kesempatan buat berdiri disana. Gue termasuk segelintir siswa yang beruntung. Alhamdulillah gue pernah nyumbang trofi buat SMP dan SMA gue, paling gak masing-masing satu.

UNS juga ngadain lomba blog, apa gue perlu ikut? Muehuehue.

8. Novelis
Raditya Dika adalah salah satu orang yang berhasil dan sukses karena ngeblog. Lantas, itukah harapan gue? Bisa dibilang mirip, dari dulu gue sering dibilangin sama ortu dan teman-teman gue kalau gue punya bakat dalam nulis, seenggaknya itulah yang mereka lihat dari tulisan gue selama ini. Yak, gue pernah bercita-cita jadi novelis.

Novelis itu keren, mereka bisa nyiptain dunia baru yang disukai banyak orang. Jadi, blog secara gak langsung adalah ajang latihan memoles cerita yang gue punya untuk kemudian dipublikasikan. Apa gue masih memendam hasrat menjadi novelis? Gak menutup kemungkinan sih, meskipun keinginan itu bukan lagi prioritas.

9. Diary
Sejauh ini gue ngegunain blog sebagai semacam diary online, dimana pembacanya bukan gue seorang. Yang gue tulis disini semuanya kejadian yang menyangkut hidup gue dan pikiran-pikran gue terhadap sesuatu, itulah yang jadi bahan tulisan di blog. Apa tulisan gue terlalu sentimentil sehingga terkesan 'menyinggung' orang? ada kok beberapa post gue yang menyebut pihak-pihak tertentu. Tapi yang pasti, tulisan-tulisan ini gue buat tanpa niatan menyinggung orang.

10. Komedi kehidupan

Apakah berhasil? Alhamdulillah feedback yang gue dapat pun banyak yang positif. Lewat tulisan di blog gue menawarkan semacam kesimpulan, dimana hidup selalu punya bagian unik dan menarik buat kita ketawain. Kalau ada quote yang meminta kita untuk 'live your life to the fullest', gue bakal respon dengan 'live your life to the fullest, but don't hesitate to take a step back and see what you've achieved and enjoy your moment for a while'. Kalau kata Padi sih, hidup itu ada perhentian, tak harus kencang terus berlari.

Intinya sih, selain buat bahan ketawa bagi siapapun yang baca, blog ini juga buat bahan ketawa gue. 'Ooh ternyata gue pernah begini, kok goblog?'. Gak ada salahnya kok ngetawain kehidupan kita sendiri.

Dan yak begitulah 10 blog-changing moments of my life

25 Februari 2015

Pasar Seni ITB 2014 (3)

4 komentar:
Sehari setelah Pasar Seni ITB 2014, tepatnya hari Senin 24 November 2014 adalah jadwal gue pulang ke Solo lagi. Berhubung kereta berangkat pukul 20.00 WIB dari Stasiun Kiaracondong, gue (seharusnya) masih punya waktu seharian buat keliling Bandung yang pada akhirnya gak kesampaian. Inter yang seharusnya menjadi guide gue tiba-tiba harus ke kampus pagi hari hingga sore harinya. Gue bisa apa. Tapi di satu sisi ada positifnya juga, gue yang kemarin terpaksa berjalan seharian dengan kecepatan tidak lebih dari 5 cm/s pun punya waktu istirahat.

Sempat bingung mau ngabisin waktu dengan cara apa, secara motor Inter juga dibawa sama orangnya. Untungnya koneksi internet kost dia bagus, gue pun seharian streaming-an film-film lama. Gue inget banget waktu itu iklan Line AADC lagi anget-angetnya, gue tonton lagi aja. Bukan. Bukan Choky si anjing kost yang gue maksud. Pas lagi asik nonton, tiba-tiba koneksi down selama 30 menit. 

Gue hampir jadi fosil. 

Gue yang gak ada kerjaan pun ngubek-ngubek isi laptop Inter (tanpa izin). Dan terjadilah pertemuan gue dengan folder bernama Srabiisi. Haha! Ada file foto dan video disana. Gue double click di salah satu file foto, interface laptop pun beralih ke mode full screen. Memori gue memutar cepat seiring foto-foto di folder itu bergantian memenuhi layar. Dari satu file ke file lainnya. Sampai suatu ketika, sebuah wajah yang familiar muncul diantara wajah-wajah lainnya.

Like an idiot, i've just stupidly smiled at the monitor.

Oh ya, gue juga nemu foto kelas kita waktu lagi mata pelajaran olahraga sama guru PPL. Pak Aris namanya. Waktu itu beliau jadi salah satu murid di sekolah keguruan di Kota Metro yang magang di SMA Negeri 2 Bandarlampung. Tebak, gue yang mana!




















Ingat. Gue yang dulu bukanlah gue yang sekarang! *kemudian nyanyi~~

Ini ada video yang keren banget, dimana di dalam video tersebut gue yang (sayangnya hanya) tampak dari belakang lagi rajin nugas, walaupun gak ada guru. Sebuah kejadian yang hanya terjadi setiap 76 tahun sekali. Yap, persis kaya fenomena komet Halley. Video ini juga menunjukkan betapa besarnya dedikasi gue sebagai pelajar yang pandai, rajin menabung dan tidak sombong.

Inter baru datang di sore hari, dimana gue sendiri udah siap buat pulang ke Solo. Jam 7 gue janjian buat ketemuan sama Naufal di depan Bank BTN sekitar kampus Telkom. Dia yang bakalan nganterin gue ke Kiaracondong. Dan sampai disitulah petualangan selama 3 hari gue di Bandung berakhir. Gue pun pamitan sama Inter dan langsung cabut ke stasiun.

Malam itu Bandung lagi hujan. Hujannya deras segan reda tak mau, untungnya kita masih sempat ke Kiaracondong tanpa basah-basahan. Sialnya adalah, tiket kereta pulang ke Solo ternyata masih dipegang sama Ucup. Begitu gue kabarin, dia langsung ke stasiun. Semoga masih sempat. Dan 10 menit jelang keberangkatan, dia sampe ke stasiun. Dia langsung ngasih tiket gue.

Gue:  Loh, tas lo mana? Nobel ama Hendi mana?
Ucup:  Nah itu... mereka masih kejebak hujan bi, kayanya gak bisa pulang malem ini deh.
Gue:  Lah terus gimana?
Ucup:  Lu pulang duluan aja gak apa bi, gue besok aja sama Nobel.

Gue yang dari awal ngeliat ucup jalan ke arah stasiun tanpa tas sebenarnya udah curiga. Dugaan gue benar, kita yang berangkat bareng terpaksa gak pulang bareng. Mau gimana lagi, gue yang udah kehabisan uang pun terpaksa harus pulang malam itu juga.














Ditemani kopi dan nasi goreng kereta, gue pun pulang dari Bandung.

11 Februari 2015

Pasar Seni ITB 2014 (2)

2 komentar:
Di postingan pertama kemarin gue sempat bilang kalau penendara motor di Bandung rada brutal kan? Ini gue sadari sejak semalam sebelum Pasar Seni ITB 2014 diadakan. Gue yang malam hari itu berangkat dengan maksud belajar mengenali medan ditemani Inter menjadi saksi kerasnya cara berkendara orang kota besar. Rencananya emang gue mau minjem motor Inter buat nonton esok harinya, tapi melihat itu? Gue langsung mengurungkan niat. Pulangnya gue langsung WhatsApp-an sama Tiwi, gadis Dayeuh Kolot yang rencananya akan pergi nonton Pasar Seni dengan naik angkutan umum buat ngajak bareng. Karena akan sangat tidak lucu apabila gue yang pergi ke Bandung buat senang-senang mati konyol.

Esok harinya gue berangkat sama Tiwi dan teman sejurusannya, Astrid. Sambil nunggu pembukaannya kelar, gue sama Astrid nemenin Tiwi ngelukis di Car Free Day jalan Juanda. Disana sempat ketemu juga sama teman sekelas di SMA dulu, Zahro dan Teti. Sempat diajak Zahro buat ketemuan sama Fania, Bella dan Mila, tapi gue menolak. Gue yang masih struggle buat berdamai dengan masa lalu tentunya gak akan melakukan kesalahan konyol dengan mengorek luka lama. Tunggu kering dan ngelupas sendiri aja dulu, kalau perlu sampai berganti kulit baru. Dengan sigap gue beralasan buat nemenin Tiwi dan Astrid muter-muter, ngeles.


Gambaran gue akan acara besar tentunya berubah besar setelah nonton Pasar Seni kemarin. Apa itu keramaian? Kenapa dilabeli julukan acara seni terbesar se-Indonesia? Dan beginilah keadaannya.












I have no idea whatsoever.

Jadi apa itu Pasar Seni? Seperti namanya, acara ini berbentuk pasar. Banyak toko-toko maupun instansi yang bergerak di bidang kreatif punya stand disitu. Beberapa kampus seni juga dibekali tempat tersendiri, kampus saya pun termasuk (UNS).


Manusia tumpah ruah di satu area kampus, belum masuk gerbang aja padetnya bukan main. kecepatan saya berjalan bahkan tidak lebih dari 5 cm/s. Map menunjukkan delegasi kampus ada di sayap kiri. Gue yang berencana melihat stand kampus gue terakhiran pun mengambil sayap kanan sebagai daerah yang hendak pertama kali gue telusuri. Di sayap kanan ini juga gue, Tiwi dan Astrid ini cuma cuci mata doang, ada hiburan ditonton, ada jualan ditonton, gak beli sama sekali.


Buat yang gak tau isi Pasar Seni itu gimana? gue punya 2 foto yang yang sempat diambil.













Stand stand itu menjajakan barang dagangannya. Semua barangnya punya nilai seni, dan sayangnya mahal-mahal. Gue yang gak bawa uang kas banyak hari itu cuma bisa melengos dari satu stand ke stand yang lain, masih dengan kecepatan kurang dari 5 cm/s. 

Waktu dah menunjukkan pukul 12 siang hari itu. Gue yang udah selesai muter-muter pun pindah ke sayap kiri. Gue janji buat ketemuan sama Naufal yang lagi jaga stand delegasi UNS. 2 kali ngubek-ngubek sayap kiri gue tetap gak nemuin stand delegasi kampus. Baterai HP gue yang sekarat dan sinyal yang raib pun mencegah gue untuk bertanya lebih lanjut. Alhasil gue pada akhirnya cuma nungguin Tiwi di gerbang ITB, btw si Astrid dah pulang duluan karena ada kepentingan lain. Setengah jam kemudian Tiwi nongol, kita akhirnya mencoba (walau muak) masuk lagi buat nyari oleh-oleh seadanya. Meskipun siang sudah dijemput senja keramaian gak berkurang sedikitpun, kecepatan gue berjalan masih tidak lebih dari 5 cm/s. 


Setelah dapat gantungan kunci, akhirnya kita keluar. Disana ketemu lagi sama Zahro dan Teti. Sempat foto-foto dan ngobrol-ngobrol  sebentar sama mereka. Mereka yang baru mau masuk dan kami yang sudah mau pulang pun akhirnya berpisah. Gue yang diminta buat nemenin mereka muter-muter pun dengan sigap menolak.


Gue udah terlanjur muak karena susah bergerak, akhirnya kita berdua memutuskan untuk kembali ke Dayeuh Kolot tercinta. 

Bahagia selamanya.