28 Februari 2015

10k Hit!

Tidak ada komentar:
Udah sekitar 5 tahun lamanya gue malang melintang di dunia blogger, tepatnya dari tahun 2010. Gak kehitung udah berapa banyak teman gue yang ujung-ujungnya buka blog gue ini. Gue paksa tepatnya. Meskipun ujung-ujungnya cuma anget-anget tai ayam, seenggaknya banyak dari mereka yang sempat terinspirasi dan bikin blog karena baca blog gue. Gak kehitung udah berapa banyak bule dan pakle yang nyasar kesini karena alamat blog gue yang keinggris-inggrisan. Mereka mungkin berpikiran kalau blog ini berbahasa inggris, tapi sayang blog gue berbahasa kalbu. Dan terakhir, gak kehitung juga udah berapa banyak insan manusia yang sempat tersesat disini dan berakhir tragis. Tapi, karena mereka semualah blog gue beberapa hari yang lalu baru aja ngehit 10000 pageviews count

WOW!

Kasihan mereka.

Eniwei, berhubung dapat 10k hit. Gue mau ngisi post ini dengan 10 poin semacam trivia 'Did you know?' gitu aja kali ya. Temanya tentang 10 blog-changing moments yang ujung-ujungnya ngebentuk blog Kacamata Gue jadi kaya sekarang. Sedaap.

1. Blog si 'jayus' Hafizh
Pertama kali gue kenal dengan blog adalah berkat promosi paksa salah satu teman gue yang baru bikin blog baru, namanya Hafizh. Dia bikin blog itu sekitar 2008 akhir, zaman segitu gue masih SMP. Peradaban belum masuk ke perumahan gue, internetan pun susah. Gue yang penasaran pun cuma bisa penasaran sampai internet jadi gampang.

Akhirnya gue buka blognya.

Meskipun orangnya jayus abis, ternyata blognya bisa kocak. Fak. Gue ngakak 24 jam 7 hari. Banyolannya yang gila bikin cerita yang dia tulis jadi lucu. Sama seperti gue, gaya tulisan dia mulai berubah seiring berjalannya waktu. Walaupun gak selucu dulu lagi, tapi masih lumayan enak buat dibaca. Tapi sayang, dia udah gak update blog lagi.

Gue:  Wah fizh, parah lo. Kok lo dah gak update blog lagi sih?
Hafizh:  Haha, iya ya?
Gue:  Parah, padahal gue aktif juga gara-gara lo.
Hafizh:  Sorry bi, tempat curhat gue sekarang udah nyata.
Gue:  Asu... (dalem hati)

Sekarang dia curhat ke pacarnya, bukan di blog.

2. Tugas TIK
Pertama kalinya gue buat blog adalah kelas 10 SMA. Waktu itu guru mapel Teknologi Informasi dan Komunikasi gue menugaskan siswanya buat nulis riwayat hidup dari lahir sampai SMA dalam bentuk artikel. Gue sih berpikiran 'ah gampang, bikin novel juga gue jabanin!'. Ternyata instruksi beliau belum selesai, artikel itu ternyata cuma pemanis doang. Tugas sebenernya adalah membuat blog, dan posting artikel tadi disitu.

Kampret.

Oh ya, Kacamata Gue ini bukan blog tugas TIK, ini murni  blog inisiatif gue sendiri.

3. Kapok main game online
Salah satu penyebab gue jadi ngeblog adalah pengalaman kapoknya gue main game online. SMP kelas 8, tepatnya di pertengahan 2008 gue mulai kenal dengan yang namanya game online.

Debut game online pertama gue adalah Seal Online.

Gue yang sewaktu istirahat pertama gak ada kerjaan ngeliat 2 teman gue yang dari beberapa hari lalu gue perhatiin selalu asik diskusi sambil baca buku. 'Wah, calon siswa teladan nih' begitu pikir gue. Begitu gue samperin, nyet, ternyata buku tentang game Seal Online. Gue yang penasaran pun ikut nimbrung, Gitu terus selama beberapa hari.

Lalu perasaan pun mulai tumbuh diantara kita.

Melihat gue yang sepertinya tertarik, mereka pun bersekongkol ngajakin gue ke warnet sepulang sekolah. Dan keranjinganlah gue. Gue jadi sering ke warnet buat main game online. Jatuh miskin pun tak terelakkan, uang yang seharusnya tersalurkan buat kebutuhan gue bertahan hidup di sekolah pun berganti prioritas. Gue yang sehari disangu ibu Rp 7.000,- jadi mutar otak. Pokoknya kira-kira jadi gini.

Kan goblog.

Setelah setengah tahun habis buat main game online, gue pun dapat hidayah. Meskipun Knight gue baru sampai level 36, gue pun menyudahi kisah roman dengan game tersebut.

4. Putus cinta
Salah satu alasan gue ngeblog waktu itu adalah gue lagi dalam masa-masa broken heart setelah putus cinta.

Pat Kai pernah bilang.

Gue yang gak tau harus ngapain pun cuma uring-uringan di depan laptop tiap malam. Gitu terus sampai gue inget udah pernah bikin akun blogger, gue pun akhirnya mulai berusaha nulis dikit-dikit mengenai derita cinta tiada akhir. Sempet beberapa kali bikin-hapus-bikin-hapus blog, akhirnya sekitar Februari 2011 dengan mantap lahirlah blog ini.

5. Galau
Selain putus cinta ngebuat gue jadi gak ada kerjaan, efek lainnya adalah galau. Gue yang tadinya sms-an tiap hari, setiap 7 hari, 40 hari, sampai 1000 harian pun jadi bingung. Seperti halnya Jendral Tian Feng yang galau dan dihukum menjadi babi dan diturunkan ke bumi, gue pun merasakan yang namanya galau. Galau membuat gue punya cerita buat diutarakan ke blog. Sampai di postingan gue yang sekarang udah cukup banyak postingan gue yang berbau-bau galau. Salah satunya adalah tetralogi 'Jodoh Bukanlah Sendal Jepit' dengan sequelnya 'The Essential of My Unrequited...', 'Hamster di Kincir Putar', dan terakhir 'Akhir dari Tetralogi'.

6. Aib tiada akhir
Seperti yang kalian tau, blog gue ini isinya gak cuma tentang kegalauan semata. Aib juga banyak. Aib gue banyak, dan gak sedikit juga yang gue jadikan bahan tulisan blog. 'Jamu Ibu' misalnya, aib paling legenda yang pernah gue tuliskan di blog. Menyesal pun tiada guna, gue udah terlanjur hina.

Mungkin banyak orang ngerasa gak nyaman dengan aib, Islam juga ngajarin setiap insan agar saling menjaga aib saudaranya. Bagi gue aib akan jadi aib kalau kita sendiri nganggap itu aib. Keputusan gue buat ngeshare hal-hal yang berbau aneh dari diri gue sendiri adalah supaya gue ngerasa aman kalau lagi ngumpul sama teman. Banyak yang bilang kalau ketika cewek ngumpul ujung-ujungnya gosip, cowok juga sama.

7. Lomba blog
Motivasi gue dalam ngeblog juga berasal dari kompetisi blog. Waktu gue SMA kelas 10, teman gue juara 1 lomba blog se-Lampung. Syit. 'Kok gue gak tau?'. Waktu itu IM3 kerjasama dengan Kaskus dan Apkomindo Lampung. Dengan sponsor mentereng kaya gitu, jelas aja hadiahnya gak tanggung-tanggung, teman gue itu dapat laptop, modem dll. Melihat itu semua tentu aja ngebuat gue tertarik buat ngeblog, kali-kali aja bisa menang kompetisi blog gitu, kan lumayan.

Benar aja.

Satu tahun kemudian, tepatnya waktu gue kelas 11 SMA ada lomba blog islami gitu, yang ngadain Universitas Lampung. Gue pun ikutan lomba blog, sementara teman sekelas gue si Ardhan a.k.a kerabendra dan Afif pun ikut sebagai anggota tim cerdas cermat islami. Alhamdulillah kita sukses nyabet gelar yang kita ikutin. Gue sendiri dapat juara 3 lomba blog islami se-Lampung, sedangkan Ardhan dan Afif nyumbang trofi juara 2 cerdas cermat islami se-Lampung. Sebagai hadiahnya gue pun dapat trofi dan uang. Berhubung besoknya hari senin, gue sebagai salah satu penyumbang trofi pun gak baris di upacara sebagai anggota kelas 11 IPA 1, gue baris di 'tempat sakral' yang setiap upacara penaikan bendera hari senin selalu diisi orang-orang berprestasi.

Berdiri di tempat sakral itu merupakan sebuah kebanggaan besar, karena selain 'mejeng' di depan dan disebutin namanya dengan mikrofon, gak semua orang bisa dan punya kesempatan buat berdiri disana. Gue termasuk segelintir siswa yang beruntung. Alhamdulillah gue pernah nyumbang trofi buat SMP dan SMA gue, paling gak masing-masing satu.

UNS juga ngadain lomba blog, apa gue perlu ikut? Muehuehue.

8. Novelis
Raditya Dika adalah salah satu orang yang berhasil dan sukses karena ngeblog. Lantas, itukah harapan gue? Bisa dibilang mirip, dari dulu gue sering dibilangin sama ortu dan teman-teman gue kalau gue punya bakat dalam nulis, seenggaknya itulah yang mereka lihat dari tulisan gue selama ini. Yak, gue pernah bercita-cita jadi novelis.

Novelis itu keren, mereka bisa nyiptain dunia baru yang disukai banyak orang. Jadi, blog secara gak langsung adalah ajang latihan memoles cerita yang gue punya untuk kemudian dipublikasikan. Apa gue masih memendam hasrat menjadi novelis? Gak menutup kemungkinan sih, meskipun keinginan itu bukan lagi prioritas.

9. Diary
Sejauh ini gue ngegunain blog sebagai semacam diary online, dimana pembacanya bukan gue seorang. Yang gue tulis disini semuanya kejadian yang menyangkut hidup gue dan pikiran-pikran gue terhadap sesuatu, itulah yang jadi bahan tulisan di blog. Apa tulisan gue terlalu sentimentil sehingga terkesan 'menyinggung' orang? ada kok beberapa post gue yang menyebut pihak-pihak tertentu. Tapi yang pasti, tulisan-tulisan ini gue buat tanpa niatan menyinggung orang.

10. Komedi kehidupan

Apakah berhasil? Alhamdulillah feedback yang gue dapat pun banyak yang positif. Lewat tulisan di blog gue menawarkan semacam kesimpulan, dimana hidup selalu punya bagian unik dan menarik buat kita ketawain. Kalau ada quote yang meminta kita untuk 'live your life to the fullest', gue bakal respon dengan 'live your life to the fullest, but don't hesitate to take a step back and see what you've achieved and enjoy your moment for a while'. Kalau kata Padi sih, hidup itu ada perhentian, tak harus kencang terus berlari.

Intinya sih, selain buat bahan ketawa bagi siapapun yang baca, blog ini juga buat bahan ketawa gue. 'Ooh ternyata gue pernah begini, kok goblog?'. Gak ada salahnya kok ngetawain kehidupan kita sendiri.

Dan yak begitulah 10 blog-changing moments of my life

25 Februari 2015

Pasar Seni ITB 2014 (3)

4 komentar:
Sehari setelah Pasar Seni ITB 2014, tepatnya hari Senin 24 November 2014 adalah jadwal gue pulang ke Solo lagi. Berhubung kereta berangkat pukul 20.00 WIB dari Stasiun Kiaracondong, gue (seharusnya) masih punya waktu seharian buat keliling Bandung yang pada akhirnya gak kesampaian. Inter yang seharusnya menjadi guide gue tiba-tiba harus ke kampus pagi hari hingga sore harinya. Gue bisa apa. Tapi di satu sisi ada positifnya juga, gue yang kemarin terpaksa berjalan seharian dengan kecepatan tidak lebih dari 5 cm/s pun punya waktu istirahat.

Sempat bingung mau ngabisin waktu dengan cara apa, secara motor Inter juga dibawa sama orangnya. Untungnya koneksi internet kost dia bagus, gue pun seharian streaming-an film-film lama. Gue inget banget waktu itu iklan Line AADC lagi anget-angetnya, gue tonton lagi aja. Bukan. Bukan Choky si anjing kost yang gue maksud. Pas lagi asik nonton, tiba-tiba koneksi down selama 30 menit. 

Gue hampir jadi fosil. 

Gue yang gak ada kerjaan pun ngubek-ngubek isi laptop Inter (tanpa izin). Dan terjadilah pertemuan gue dengan folder bernama Srabiisi. Haha! Ada file foto dan video disana. Gue double click di salah satu file foto, interface laptop pun beralih ke mode full screen. Memori gue memutar cepat seiring foto-foto di folder itu bergantian memenuhi layar. Dari satu file ke file lainnya. Sampai suatu ketika, sebuah wajah yang familiar muncul diantara wajah-wajah lainnya.

Like an idiot, i've just stupidly smiled at the monitor.

Oh ya, gue juga nemu foto kelas kita waktu lagi mata pelajaran olahraga sama guru PPL. Pak Aris namanya. Waktu itu beliau jadi salah satu murid di sekolah keguruan di Kota Metro yang magang di SMA Negeri 2 Bandarlampung. Tebak, gue yang mana!




















Ingat. Gue yang dulu bukanlah gue yang sekarang! *kemudian nyanyi~~

Ini ada video yang keren banget, dimana di dalam video tersebut gue yang (sayangnya hanya) tampak dari belakang lagi rajin nugas, walaupun gak ada guru. Sebuah kejadian yang hanya terjadi setiap 76 tahun sekali. Yap, persis kaya fenomena komet Halley. Video ini juga menunjukkan betapa besarnya dedikasi gue sebagai pelajar yang pandai, rajin menabung dan tidak sombong.

Inter baru datang di sore hari, dimana gue sendiri udah siap buat pulang ke Solo. Jam 7 gue janjian buat ketemuan sama Naufal di depan Bank BTN sekitar kampus Telkom. Dia yang bakalan nganterin gue ke Kiaracondong. Dan sampai disitulah petualangan selama 3 hari gue di Bandung berakhir. Gue pun pamitan sama Inter dan langsung cabut ke stasiun.

Malam itu Bandung lagi hujan. Hujannya deras segan reda tak mau, untungnya kita masih sempat ke Kiaracondong tanpa basah-basahan. Sialnya adalah, tiket kereta pulang ke Solo ternyata masih dipegang sama Ucup. Begitu gue kabarin, dia langsung ke stasiun. Semoga masih sempat. Dan 10 menit jelang keberangkatan, dia sampe ke stasiun. Dia langsung ngasih tiket gue.

Gue:  Loh, tas lo mana? Nobel ama Hendi mana?
Ucup:  Nah itu... mereka masih kejebak hujan bi, kayanya gak bisa pulang malem ini deh.
Gue:  Lah terus gimana?
Ucup:  Lu pulang duluan aja gak apa bi, gue besok aja sama Nobel.

Gue yang dari awal ngeliat ucup jalan ke arah stasiun tanpa tas sebenarnya udah curiga. Dugaan gue benar, kita yang berangkat bareng terpaksa gak pulang bareng. Mau gimana lagi, gue yang udah kehabisan uang pun terpaksa harus pulang malam itu juga.














Ditemani kopi dan nasi goreng kereta, gue pun pulang dari Bandung.

11 Februari 2015

Pasar Seni ITB 2014 (2)

2 komentar:
Di postingan pertama kemarin gue sempat bilang kalau penendara motor di Bandung rada brutal kan? Ini gue sadari sejak semalam sebelum Pasar Seni ITB 2014 diadakan. Gue yang malam hari itu berangkat dengan maksud belajar mengenali medan ditemani Inter menjadi saksi kerasnya cara berkendara orang kota besar. Rencananya emang gue mau minjem motor Inter buat nonton esok harinya, tapi melihat itu? Gue langsung mengurungkan niat. Pulangnya gue langsung WhatsApp-an sama Tiwi, gadis Dayeuh Kolot yang rencananya akan pergi nonton Pasar Seni dengan naik angkutan umum buat ngajak bareng. Karena akan sangat tidak lucu apabila gue yang pergi ke Bandung buat senang-senang mati konyol.

Esok harinya gue berangkat sama Tiwi dan teman sejurusannya, Astrid. Sambil nunggu pembukaannya kelar, gue sama Astrid nemenin Tiwi ngelukis di Car Free Day jalan Juanda. Disana sempat ketemu juga sama teman sekelas di SMA dulu, Zahro dan Teti. Sempat diajak Zahro buat ketemuan sama Fania, Bella dan Mila, tapi gue menolak. Gue yang masih struggle buat berdamai dengan masa lalu tentunya gak akan melakukan kesalahan konyol dengan mengorek luka lama. Tunggu kering dan ngelupas sendiri aja dulu, kalau perlu sampai berganti kulit baru. Dengan sigap gue beralasan buat nemenin Tiwi dan Astrid muter-muter, ngeles.


Gambaran gue akan acara besar tentunya berubah besar setelah nonton Pasar Seni kemarin. Apa itu keramaian? Kenapa dilabeli julukan acara seni terbesar se-Indonesia? Dan beginilah keadaannya.












I have no idea whatsoever.

Jadi apa itu Pasar Seni? Seperti namanya, acara ini berbentuk pasar. Banyak toko-toko maupun instansi yang bergerak di bidang kreatif punya stand disitu. Beberapa kampus seni juga dibekali tempat tersendiri, kampus saya pun termasuk (UNS).


Manusia tumpah ruah di satu area kampus, belum masuk gerbang aja padetnya bukan main. kecepatan saya berjalan bahkan tidak lebih dari 5 cm/s. Map menunjukkan delegasi kampus ada di sayap kiri. Gue yang berencana melihat stand kampus gue terakhiran pun mengambil sayap kanan sebagai daerah yang hendak pertama kali gue telusuri. Di sayap kanan ini juga gue, Tiwi dan Astrid ini cuma cuci mata doang, ada hiburan ditonton, ada jualan ditonton, gak beli sama sekali.


Buat yang gak tau isi Pasar Seni itu gimana? gue punya 2 foto yang yang sempat diambil.













Stand stand itu menjajakan barang dagangannya. Semua barangnya punya nilai seni, dan sayangnya mahal-mahal. Gue yang gak bawa uang kas banyak hari itu cuma bisa melengos dari satu stand ke stand yang lain, masih dengan kecepatan kurang dari 5 cm/s. 

Waktu dah menunjukkan pukul 12 siang hari itu. Gue yang udah selesai muter-muter pun pindah ke sayap kiri. Gue janji buat ketemuan sama Naufal yang lagi jaga stand delegasi UNS. 2 kali ngubek-ngubek sayap kiri gue tetap gak nemuin stand delegasi kampus. Baterai HP gue yang sekarat dan sinyal yang raib pun mencegah gue untuk bertanya lebih lanjut. Alhasil gue pada akhirnya cuma nungguin Tiwi di gerbang ITB, btw si Astrid dah pulang duluan karena ada kepentingan lain. Setengah jam kemudian Tiwi nongol, kita akhirnya mencoba (walau muak) masuk lagi buat nyari oleh-oleh seadanya. Meskipun siang sudah dijemput senja keramaian gak berkurang sedikitpun, kecepatan gue berjalan masih tidak lebih dari 5 cm/s. 


Setelah dapat gantungan kunci, akhirnya kita keluar. Disana ketemu lagi sama Zahro dan Teti. Sempat foto-foto dan ngobrol-ngobrol  sebentar sama mereka. Mereka yang baru mau masuk dan kami yang sudah mau pulang pun akhirnya berpisah. Gue yang diminta buat nemenin mereka muter-muter pun dengan sigap menolak.


Gue udah terlanjur muak karena susah bergerak, akhirnya kita berdua memutuskan untuk kembali ke Dayeuh Kolot tercinta. 

Bahagia selamanya.