31 Agustus 2013

Akhir dari Tetralogi

Beberapa waktu yang lalu gue chat dengan salah satu temen gue, saling curcol. Dari situ gue simpulkan bahwa ini gak bakalan berhasil. Cukup tersurat untuk dikatakan tersirat. Chat-nya kira-kira begini:

Gue: Dia pernah cerita ke lo gak? Tentang gue... *sensor* sama dia
Zahro: "Pernah sih, ya dia ngerasa aneh gitu dengan sikap lo yang begitu...

Kalau dia ngerasa aneh dengan sikap kita? ya udah... bubar. Gak ada yang bisa dilanjutin lagi. Dan semudah itulah fase hidup gue beralih dari one-sided lover ke move on. Disinilah gue dapat pencerahan. Move on itu bukan suatu usaha yang bisa dipaksakan setiap harinya sampai akhirnya bisa "melepaskan". 

Move on itu bagi gue, tentang menemukan 'waktu titik balik' dari suatu cerita. Dan setelah 1,5 tahun yang gue jalani ini, gue akhirnya menemukan 'waktu titik balik' gue sendiri untuk cerita yang gue buat. Ya. Chat gue di malam itu.

Dan setelah berjanji kepada diri sendiri untuk segera menyelesaikan tetralogi postingan galau. Here i am. Gue putuskan untuk menimbun dalam-dalam perasaan ini. Gue sadar, gue gak bisa terus-terusan kaya gini. 

Postingan ini menutup cerita dari 3 postingan galau gue yang sebelumnya, yaitu Jodoh Bukanlah Sandal JepitThe Essential of My Unrequited..., dan yang terakhir Hamster di Kincir Putar.

Kesemua postingan ini sebenarnya epilog cerita one-sided love gue. Kesemuanya mengenai orang yang sama, si F. Lucunya adalah, di setiap judul itu gue selalu bilang bahwa gue bakal mengakhiri one-sided love of mine. Nyatanya gue selalu gagal.

Ini yang terakhir!