14 Agustus 2013

Kuper itu Tidak Baik!

Ini adalah hari ketiga gue di Solo, yak sedikit banget waktu pasca lebaran yang bisa gue dapetin bersama keluarga gue di Lampung, but that’s enough.

Banyak sih momen-momen yang mau gue share sebelum ini semua, tapi mood sangat tidak mendukung. I’m afraid that I have to cancel those promised post I’ve been made. Tapi sebagai gantinya, gue bakalan kasih tau beberapa tempat yang worth visiting for di Solo. Ngomong-ngomong selama 3 hari ini kemarin gue bersiap-siap dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan semester 3 nanti. KRS misalnya, sebenarnya cuma inilah alasan “terburu-buru-nya” gue ke Solo ini. KRS.

Ki Ribet Sumpah.

Setelah setahun gue kuliah di Solo, gue belajar satu hal. Gue gak pernah keluar kost and yep! that's too pathetic. Hal ini gue sadari sejak gue berada satu kontrakan dengan teman-teman gue yang baru ini, gue yang paling kuper. Mungkin jika gue rekap ulang kejadian "cari makan" gue di tahun lalu, akan membuat grafik dimana Burjo adalah tujuan yang paling sering gue kunjungi. 

Anak Kost.

Gue : Pal, Shi Jack yang paling terkenal di Solo daerah mana ya?
Nopal : Yang terkenal sih di kota barat, lo belum pernah apa?
Gue : Belum gue, besok kita kesana yak
Nopal : Lo... ngapain aja?

Buat yang belum tau, Shi Jack itu warung tenda susu segar yang paling terkenal di Solo. Pioneer-nya mungkin. Jadi kalau di Jogja punya Kopi Joss, Solo punya Shi Jack. Dan gue baru nyobain 2 hari yang lalu. Gue ngerasa cemen.


Mereka memang beda.

Setelah Shi Jack di hari sebelumnya, tempat yang gue kunjungi di malam berikutnya adalah Mom Milk Solo. Melihat ini semua, jiwa bisnis gue bangkit. See?! Begitu gue keluar dari kontrakan dan jalan-jalan dengan teman gue, gue merasa ada yang salah dengan gue selama ini. Where have i been?

Faktanya adalah KUPER ITU TIDAK BAIK! 

31 Juli 2013

Tanjoubi Omedetou ne, Ore!

Alhamdulillah, ternyata gue masih diberikan izin untuk bersua kembali dengan tanggal 27 Juli di tahun 2013 ini. Ini postingan harusnya terbit tanggal 27 malam harinya, tapi gagal karena mood gue hilang seketika setelah buka bersama. Mari menengok apa saja yang telah berhasil gue lakukan di satu tahun terakhir.

Gak banyak sih, tapi cukup untuk buat gue selalu termotivasi biar lebih maju. Gue beberin dalam poin-poin aja deh.

  • Gue berhasil diterima dan kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual UNS, salah satu target utama gue di 2013 yang berhasil gue capai.
  • Gagalnya move on berbanding lurus dengan jumlah postingan galau gue yang semakin banyak, yang ini sama sekali gak membanggakan.
  • Mulai kenalnya gue dengan K-Pop, sulit dipercaya bahwa 2 dari 4 temen deket gue (dalam hal ini mereka laki) adalah K-Popers.
Masih banyak lagi sebenernya, ini entah kenapa mood menulis hilang juga.

16 Juli 2013

Ketika Fashion Menghinakan Manusia

Kemarin gue nonton Pacific Rim, and to be honest that was awesome. Yang membuat gue kehabisan akal sehat adalah animasinya. Kata teman gue ini film dibuatnya tanpa mocap (motion capture). Jadi bisa lo bayangin butuh waktu berapa lama buat ngerjain animasinya doang, dan itu gak bisa dikerjain hanya dengan segelintir orang.

Cukup sudah kita membahas Pacific Rim. Di postingan ini gue mau bahas tentang tren anak muda (menurut sepengetahuan gue) sekarang. Setelah habis masa skinny jeans, kali ini chino stretch lagi booming. Gak mau kalah gue pun beli ini celana di semester 1 lalu, waktu itu boomingnya belum parah. Sekarang? dari anak keren dan gaul sampai anak norak dan salah gaul punya celana ini. 

Di perjalanan gue ke 21 kemarin, gue terpaksa naik angkot karena emang pulang ke Lampung gak ngirim motor. Dari angkot itu gue nemuin banyaknya jumlah chino yang beredar. Melihat ini gue sedih. 

Kenapa?

Waktu gue di Solo semester 1 lalu, di Bus Rapid Transit gue bertemu dengan bule yang make chino pink, dan dia tetap keren di mata gue. Dan ketika itu booming, chino kehilangan harga dirinya. Ia melekat di orang-orang yang... yah bisa dikatakan kurang pantas. Gue bilang kurang pantas karena, ketika orang tersebut memakai jeans dia keren, dan ketika dia memakai chino dia hina. 

Perubahan nilai kesucian salah satu teman gue misalnya. Di salah satu pusat perbelanjaan, dia mengambil salah satu celana chino seukurannya, dan pergi ke antrean kamar pas.

Odo: Gue pake jeans cocok kan?
Gue: Hm... cocok sih..
Odo: Lo liat gue pake celana ini ya.

Lalu dia masuk ke kamar pas.

Odo: Gimana bi?!
Gue: ANJIR, GANTI SANA!

Begitulah, bahkan celana punya seleranya masing-masing. Huft.