14 Juli 2012

Alhamdulillah...

6 komentar:
Setelah cukup depresi karena ditolak FSRD ITB dan DKV UNS di SNMPTN 2012, gue hampir gak berani untuk ketemu temen-temen gue, guru-guru gue, tetangga-tetangga gue. Gue malu. Well, memang terlihat cengeng, tapi begitulah kegiatan gue setelah SNMPTN itu, baru akhir-akhir ini gue berani untuk (kembali) menatap dunia, dengan tidak dendam.

Semua berawal dari dipertemukannya gue dengan salah satu tweet @infoSNMPTN yang berisi tentang pengumuman pendaftaran swadana UNS 2012 tinggal satu hari lagi. Tanpa pikir panjang, gue sms ayah gue, beliau memberikan restunya, dan tanpa menunggu ibu tau, gue daftar malam itu juga.

Allah punya rencana buat gue, Allah sengaja buat gue menunggu keajaiban-Nya. Hari ini gue gak bisa berhenti berdecak kagum atas semua rencana-Nya. Gue dibuat lulus S-1 Swadana UNS. Kejadian ini buat gue nginget beberapa kejadian selama gue di sekolah buat ngambil ijazah. Guru-guru nanya gue dengan teman gue.


"Udah masuk mana?" salah satu guru bertanya.
"Alhamdulillah IPB pak" kata Hafizh pede.
"Wah, selamat ya, kalau kamu?" kali ini ditujukan kepada gue.
"Saya di Telkom pak..."


Well, responnya beragam, namun dua yang paling membekas di otak gue adalah.


"Ooh, telkom...." lalu hening, dan bapak itu melengos begitu saja.
"Naah, kamu.....!!!" bapak itu melengos pergi, entah apa maksud beliau.


Karena terlanjur kecewa, gue juga pergi tepat setelah beliau.

With all due respect sir... Maksud saya adalah, saya tidak meminta bapak-bapak sekalian untuk memberi ucapan selamat kepada saya, seperti yang bapak-bapak lakukan kepada teman-teman saya. Saya hanya ingin bapak-bapak sekalian untuk tidak hanya menggunakan sebelah mata bapak dalam melihat sebuah institusi pendidikan swasta.

Well, saya sudah buktikan kepada bapak, bahwa saya tidak gagal di kesempatan kedua saya.

19 Juni 2012

Jadi, Apa yang Sebenarnya Lo Cari?

5 komentar:
Entah kerasukan apa, tapi untuk kali ini gue mau buat postingan yang agak serius. Seakan-akan dihidup gue belum pernah ada keseriusan. Meskipun ini tentang cinta, tapi ini bukan cerita gue lagi galau gak jelas, ini pandangan gue setelah mendengarkan cerita salah satu teman gue, dia curhat kemarin. Jadi, sebenarnya, apa sih yang lo cari dalam diri orang lain yang berlabel "pacar"?

Gue pernah denger statement seseorang, ini udah lama banget. Kira-kira begini.
"Dia itu gak cocok buat dijadiin pacar, dia cocoknya dijadiin sahabat aja"
Lah? Aneh. Gue belum bisa mencerna apa maksud dari pernyataan dia. Gue pun berpikir, di suatu saat nanti yang lo butuhkan dalam hidup adalah partner hidup, kan? Gue mengerti benar makna dari partner hidup, seseorang yang bisa dipercaya, seorang yang bisa menjadi sahabat. Tapi mendengar teman gue ngomong gitu, gue idiot seketika. Dalam sudut pandang gue, yang seharusnya jadi partner hidup kita adalah seseorang yang bisa jadi sahabat. Kalau orang yang bersahabat aja gak cocok dijadiin pacar, lo nyari pacar yang kayak apa? Gue gondok, kepalanya hampir kena batu lemparan gue.

15 Juni 2012

Postingan yang dibuat di Jakarta

Tidak ada komentar:
2 hari yang lalu gue berangkat ke Jakarta naik travel. Itu semua gue lakukan demi tes keterampilan. Dan sampai saat ini ada satu hal yang mengganjal gue, gue belum pernah sekalipun nonton Euro 2012. Hina.

Waktu naik kapal, ada dua tanda. Kanan bertuliskan "Kelas I", dan yang kiri lebih banyak opsi, "Kelas II", "Eksekutif", "Lesehan". Bokap mengambil alih keputusan, beliau ke kanan. Yak, semacam rencana pembunuhan anaknya sendiri. Bukan karena gue udah "Kelas III SMA" dan hampir kuliah sehingga gue protes ke bokap, tapi lebih karena itu bertuliskan Kelas I.

Begitu masuk ke Kelas I, ada yang manggilin gue, ternyata Tiwi. Coincidental. Karena ruangan gak seberapa nyaman, terlebih lagi feel awkward karena bertemu teman di satu ruangan yang berlabelkan ruang kelas sekolah. Kami pindah ke tempat yang seharusnya jauh lebih nyaman. Eksekutif.

Masuk ke Eksekutif, gue kira bakalan feel comfort disana, ternyata.... Antiklimaks. Mirip kejadian di Kelas I tadi. Sekarang gue udah naik kelas. Di Eksekutif ada yang manggil-manggil gue juga, ternyata Amani. Disini sebenernya yang antiklimaks, dia ke Jakarta sekeluarga buat liburan, dan gue ke Jakarta bareng bokap untuk tes keterampilan. Kenapa Ya Allah?

Ruang kumuhan, kursi kepindingan*, meja debuan, mayat bergelimpangan. Gila! pada gak beres. Berhubung males nyari tempat lagi, akhirnya tetap stay di ruangan itu. Ekspektasi gue dari ruangan berlabel Eksekutif adalah bisa nonton Euro 2012, bukan film India dengan 15 joki jogetnya. Gue kelewat naif. meskipun itu bukan film India, tapi itu film aneh lainnya. Akhirnya gue cuma ngedengerin lagu-lagu di gadget gue, yang secara kebetulan penuh kesengajaan, penuh lagu galau. Gue tidur.























buat yang gak tau apa itu kepinding. Well, kepinding adalah kutu yang habitatnya di kursi, bantal, seprei, kasur dll.