Tampilkan postingan dengan label Karya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karya. Tampilkan semua postingan

31 Desember 2016

Kiamat Sudah Dekat

2 komentar:
Sampe juga kita di penghujung tahun 2016. Gue ngerasa entah kenapa waktu berlari begitu cepet, sampe-sampe kita gak sadar udah mau 2017 aja. Apa cuma gue yang ngerasa gitu? Di penghujung tahun ini gue udah mau memasuki minggu keempat gue sebagai pegawai kontrak di salah satu studio animasi 2D di Surabaya. Yak, gue udah kerja sekarang. Tapi gue masih dalam masa probation, and so far... i'm enjoying whatever this town has got to offer to me.
Only 971 likes from 15 posts, well, clearly i'm not much of a "celebgram" yet, but i'm pursuing it, Haha!. 2016 adalah tahun yang lumayanlah, tapi semoga aja Allah punya janji yang lebih manis di tahun depan.

Semoga Allah menjanjikan kamu untukku... Semoga.

PS: Satu Jengkal will be continued shortly.

12 Desember 2016

Satu Jengkal

Tidak ada komentar:
Aloha semua, udah lama ya gue gak ngepost back to back dalam selang waktu yang singkat kaya gini. Dan yak, mumpung libur juga, jadinya gue hajar aja. Jadi ceritanya sejak awal Mei lalu, gue mulai bikin ilustrasi untuk cerita berjudul Satu Jengkal. Inti ceritanya adalah mengenai kehidupan Nanda yang merasakan ada perasaan yang tumbuh untuk Dinda, teman SMA-nya. Singkatnya sih gitu. Tapi, cerita ini gak melulu soal romansa Nanda. Mungkin kalau dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, ini bisa disebut sebagai kehidupan anak SMA yang belajar tentang arti persahabatan, dan nilai-nilai lain.


Satu Jengkal ini niat awalnya adalah cerita yang bakalan gue post khusus di Instagram gue doang. Tapi lama kelamaan gue pikir, walaupun termasuk fast-paced kind of story, cerita ini cukup menarik. Dan gue pingin ini bisa terjamah oleh orang banyak, so gue bikin juga deh page Facebook dan LINE officialnya, bisa add di @tor9892o. Balik lagi, kalau ngomongin soal Instagram, kurang afdhol kalau gak pake gambar kan, nah disitulah gue terjun. Gue kepikiran untuk ngilustrasiin plot cerita ke dalam satu gambar. Sebelum mulai, gue sempet kepikiran buat bikin webtoon aja, cuma takutnya gue gak mampu istiqomah, jadinya gue urungin niat itu. Dan bener aja, gue yang awalnya menargetkan satu cerita dalam satu minggu. Makin lama makin molor. Nilai profesionalitas gue diuji oleh proyek sampingan satu ini. It's not the kind of work that would bring you money. Maybe that's the reason i couldn't really pay attention to this work.

At least, that's what i thought at first.

Jadinya gue kadang semangat nggambar, kadang kagak. Satu minggu post, terus sebulan hiatus. Apalagi gue sebentar lagi bakalan masuk dunia kerja, dimana keadaan tersebut gak bakalan memungkinkan buat gue untuk nyicil gambar di siang bolong. Well, here comes another excuse...

Tapi dibalik itu semua, gue sangat menantikan akhir dari cerita ini. Sama seperti kalian yang selalu menuangkan waktu dan hati kalian untuk baca cerita persembahan gue ini. Tanpa kalian cerita ini kosong. Dan meskipun kita punya latar yang berbeda, tapi gue yakin kalian semua tetap bisa mengaitkan cerita ini dengan masa putih abu-abu kalian. So doakan saja gue tetap semangat untuk meberikan yang terbaik demi kelanjutan cerita ini.

PS: Semoga seri keempat dengan judul "Perangai" bisa dinikmati di akhir pekan ini. Semoga saja.

8 Mei 2016

Trilogi Patah Hati

2 komentar:
Jadi ceritanya beberapa hari terakhir ini, gue lagi demen-demennya bikin postingan dailyart di Instagram. Sayang kalau galau cuma dipendam, mendingan gue bikin karya sekalian. Dan emang dasarnya gue punya bakat galau, jadi alur cerita ngalir gitu aja di kepala gue, kaya banjir ibukota. 

Sewaktu magang dulu misalnya, gue sempet mencoba rutin bikin postingan karya. Biasanya postingannya gue bagi dalam 3 bagian, mulai dari sketch kasar, work in progress, sampai final artwork, bisa dilihat di akun instagram gue kok (promosi), jangan lupa di-like. Dan puncaknya kemarin malam, gue berhasil menyelesaikan cerita singkat berupa Trilogi Patah Hati, ketiganya punya latar lagu.

1. Gagal Bersembunyi - The Rain
Sebentar lagi naik pentas
Tapi ponselku tak kunjung nyanyi, tak jemu masih menunggu pesan balasmu
Menanti sedari dulu, sebuah asa tentang rasa
Harapku cemas mampu kau sadari, pahami, mungkin kasihani
Yang sengaja aku sembunyikan di segumpal daging merah tua, ketuklah
Kau tahu itu untukmu

Trilogi Patah Hati (1/3)



2. Memilihmu - Adhitia Sofyan

Lidahku senandungkan lagu Memilihmu
Bilakah kau dengar, bunyi nya parau sesak pilu
Nyanyiku tak merdu
Mungkin terbebani rindu yang bertamu tadi sore bersama jutaan air langit
Tumpah ruah menenggelamkan, tak memedulikan apa siapa dimana
Karenanya pula langkahku gontai
Tapi cukup beri aku hitungan menit, biar kering aku ringan, biar pergi layaknya semula

Trilogi Patah Hati (2/3)


3. こっちを向いてよ - WEAVER
Aku masih menunggu gerbong-gerbong terakhir, di peron tua yang bermuka baru
Semuanya kering, kecuali punggungku
Kiranya aku muak bersua muda-mudi masa kini, tak sampai hati, aku setengah berlari
Aku lelah, oksigen menipis, terkuras langkah berlari lunglai terbebani gitar
Barangkali aku berhalusinasi
Aku melihatmu, gadis berambut panjang bergaun merah di seberang peron

Trilogi Patah Hati (3/3)