26 Februari 2017

Rekap

7 komentar:
Jadi ceritanya sudah 2,5 bulan gue tinggal di Surabaya. Alhamdulillah, gue sekarang udah kerja. Akhirnya bisa lepas juga dari uang bulanan orang tua. Sebuah pencapaian yang seharusnya bisa lebih cepat terlaksana, tapi akhirnya kesampaian juga.

Selama 2,5 bulan ini, kira2 ada beberapa rutinitas yang hampir gak mungkin gue lewatkan di setiap harinya. Gue sebut dalem poin-poin aja kali yak.

1.Yummy Coffee
Anak gaul Indomaret pasti tau Yummy Coffee. Yummy Coffee ini adalah salah satu... apa yak.. semacam coffee machine yang sering ada di dalem Indomaret. Gue sering banget beli mochaccino dari mesin ini, bisa dibilang hampir tiap pagi di weekday. Selain enak, lumayan bisa bikin  gue tetap melek sampe siang bolong.

This is the thing.

2. Warmob (Warung Mobil)
Yes, warmob adalah hal yang lumrah di Surabaya. Di kompleks perumahan gue ada, deket kantor ada, pokoknya di mana-mana ada warmob deh. Entah ini gue yang udik atau memang baru Surabaya yang hobi jualan pake mobil, gue belum paham.

Buat yang gak tau warmob, Warmob itu singkatan dari Warung Mobil. Jadi Mobil digunakan sebagai stand atau etalase berjalan gitu, unik sih. Dan mungkin aja orang Surabaya banyak yang kaya, makanya pada jualan di mobil atau gimana, gue juga masih belum paham.

Ini warmob terfavorit gue.

Tempat biasa gue mengisi perut ketika istirahat siang di dekat kantor.

3. GoFood
Dan sebagai penutup dahaga dan lapar di malam hari, biasanya gue milih order via GoFood aja. Atau kalau lagi bosen, gue biasanya pesen nasi goreng depan kost, atau kalau lagi gak males, gue keluar kost buat cari nasi ayam/bebek goreng atau sate.

Dan ketiga poin ini sering banget gue lakuin, semacam rutinitas sewaktu weekday lah. KALAU LAGI GAK MALES, dan sayangnya hal ini sangat jarang terjadi.

Mau apa anak muda ini.

PS: Eniwei ngomong2 soal muda, entah kenapa temen2 gue di grup dah pada ngomongin perihal nikah. Buset. Entah ini gue yang masih berjiwa muda, atau mereka yang buru-buru. Atau gue yang belum punya jodoh...

Ooh, ternyata gue yang belum punya jodoh, pfft.


31 Desember 2016

Kiamat Sudah Dekat

2 komentar:
Sampe juga kita di penghujung tahun 2016. Gue ngerasa entah kenapa waktu berlari begitu cepet, sampe-sampe kita gak sadar udah mau 2017 aja. Apa cuma gue yang ngerasa gitu? Di penghujung tahun ini gue udah mau memasuki minggu keempat gue sebagai pegawai kontrak di salah satu studio animasi 2D di Surabaya. Yak, gue udah kerja sekarang. Tapi gue masih dalam masa probation, and so far... i'm enjoying whatever this town has got to offer to me.
Only 971 likes from 15 posts, well, clearly i'm not much of a "celebgram" yet, but i'm pursuing it, Haha!. 2016 adalah tahun yang lumayanlah, tapi semoga aja Allah punya janji yang lebih manis di tahun depan.

Semoga Allah menjanjikan kamu untukku... Semoga.

PS: Satu Jengkal will be continued shortly.

12 Desember 2016

Satu Jengkal

Tidak ada komentar:
Aloha semua, udah lama ya gue gak ngepost back to back dalam selang waktu yang singkat kaya gini. Dan yak, mumpung libur juga, jadinya gue hajar aja. Jadi ceritanya sejak awal Mei lalu, gue mulai bikin ilustrasi untuk cerita berjudul Satu Jengkal. Inti ceritanya adalah mengenai kehidupan Nanda yang merasakan ada perasaan yang tumbuh untuk Dinda, teman SMA-nya. Singkatnya sih gitu. Tapi, cerita ini gak melulu soal romansa Nanda. Mungkin kalau dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, ini bisa disebut sebagai kehidupan anak SMA yang belajar tentang arti persahabatan, dan nilai-nilai lain.


Satu Jengkal ini niat awalnya adalah cerita yang bakalan gue post khusus di Instagram gue doang. Tapi lama kelamaan gue pikir, walaupun termasuk fast-paced kind of story, cerita ini cukup menarik. Dan gue pingin ini bisa terjamah oleh orang banyak, so gue bikin juga deh page Facebook dan LINE officialnya, bisa add di @tor9892o. Balik lagi, kalau ngomongin soal Instagram, kurang afdhol kalau gak pake gambar kan, nah disitulah gue terjun. Gue kepikiran untuk ngilustrasiin plot cerita ke dalam satu gambar. Sebelum mulai, gue sempet kepikiran buat bikin webtoon aja, cuma takutnya gue gak mampu istiqomah, jadinya gue urungin niat itu. Dan bener aja, gue yang awalnya menargetkan satu cerita dalam satu minggu. Makin lama makin molor. Nilai profesionalitas gue diuji oleh proyek sampingan satu ini. It's not the kind of work that would bring you money. Maybe that's the reason i couldn't really pay attention to this work.

At least, that's what i thought at first.

Jadinya gue kadang semangat nggambar, kadang kagak. Satu minggu post, terus sebulan hiatus. Apalagi gue sebentar lagi bakalan masuk dunia kerja, dimana keadaan tersebut gak bakalan memungkinkan buat gue untuk nyicil gambar di siang bolong. Well, here comes another excuse...

Tapi dibalik itu semua, gue sangat menantikan akhir dari cerita ini. Sama seperti kalian yang selalu menuangkan waktu dan hati kalian untuk baca cerita persembahan gue ini. Tanpa kalian cerita ini kosong. Dan meskipun kita punya latar yang berbeda, tapi gue yakin kalian semua tetap bisa mengaitkan cerita ini dengan masa putih abu-abu kalian. So doakan saja gue tetap semangat untuk meberikan yang terbaik demi kelanjutan cerita ini.

PS: Semoga seri keempat dengan judul "Perangai" bisa dinikmati di akhir pekan ini. Semoga saja.