19 Oktober 2017

Si Seksi Merah Marun

4 komentar:
Setelah September tahun lalu gue mengikuti kompetisi Compfest 8, September tahun ini pun gue mengikuti kompetisi Compfest 9. Kalau tahun lalu nama kompetisi yang gue ikutin adalah Hackathon, tahun ini adalah App Innovation Challenge (AIC). Kalau ditanya bedanya apa, gue harus jawab kayanya cuma beda nama dan sedikit ada perubahan format aja. Tapi secara jujur gue lebih memilih kompetisi AIC tahun ini yang jauh lebih manusiawi jika dibandingkan dengan Hackathon tahun lalu. Jadi intinya, ini kompetisi yang sama yang cuma berubah nama dan format.

Sewaktu masih Hackathon, semua tim peserta harus nyelesaiin aplikasi yang dicanangkan di venue lomba dalam waktu 24 jam (boleh nyicil jauh-jauh hari sebelum lomba). Setelah 24 jam berakhir, tim peserta dipanggil satu per satu untuk kemudian mempresentasikan sekaligus mendemokan aplikasi yang dibuat di depan beberapa juri. Juri-juri tersebut kemudian akan menentukan 10 finalis yang di dalamnya udah ditentukan 3 juara. Pada akhirnya 10 tim finalis inilah yang diundang untuk menghadiri acara Awarding Night. Selain finalis? Langsung pulang ke kampung masing-masing.

Ketika berubah format jadi AIC, panitia udah terlebih dahulu menyisihkan berpuluh-puluh tim hingga jadi 10 finalis. Nah, 10 finalis inilah yang pada akhirnya diundang ke venue untuk mendapatkan mentoring dari beberapa orang ternama di bidang start-up. Setelah mentoring, 10 finalis akan mendapat giliran untuk mempresentasikan sekaligus mendemokan aplikasi di depan beberapa juri. Penyerahan piagam dan piala (bagi yang menang) dilakukan di Awarding Night.

Dua kali ikut kompetisi yang sama dengan aplikasi yang sama, kita tetep gagal meraih kemenangan. Mungkin memang nasib, namun persiapan kita yang gak maksimal pun punya andil atas kegagalan ini. Tapi buat gue sendiri, pengalamannya itu sendiri udah gak ternilai sih. Kapan lagi lu bisa dapet masukan, kritikan, dan pujian dari mentor-mentor hebat? Hampir gak mungkin kalau lu gak ngikut acara sejenis.


Nah, empat paragraf di atas bukanlah inti cerita yang sebenarnya jadi bahasan di postingan ini.

Jadi setiap tim peserta diakomodasikan 1 kamar di Wisma Makara UI. Rata-rata satu tim dapet satu kamar, kecuali tim gue yang ada cewek-nya satu (Tiwi) selain gue dan Hafizh. Gue dan Hafizh pun kebagian kamar 202 (Kalau gak salah). Kamarnya enak dan cukup luas dengan spesifikasi berupa double bed, AC, meja dan kursi, TV, lemari pakaian, speaker yang terhubung dengan operator di lobby serta kamar mandi (beserta handuk dan perlengkapan mandinya), pokoknya lengkap deh.

Gue dan Hafizh pun langsung ke atas buat dinginin badan. Begitu masuk kamar, selain taruh barang bawaan kita pun celingak-celinguk sekeliling kamar, mencoba melihat sarana apa aja yang tersedia. Gue yang emang pake sweater pun langsung buka lemari buat ngegantung sweater. Tapi karena relatif pendek, jarak pandang gue pun terbatas, bilik lemari paling atas gak keliatan sama gue. Nah si Hafizh ini tinggi banget, dia pun tiba-tiba kaget ngeliat ada sesuatu di bilik lemari paling atas.

Hafizh:  Buseet! Bi! Ada BH ama kolor di lemari!
Gue:  SUMPAAH?!
Hafizh:  Gak percaya, liat aja sini!
Gue:  Gak nyampe jarak pandang gue, HAHAHAHA!

Gue yang penasaran pun langsung ngambil kursi, naik, dan menyaksikan langsung seutas BH merah marun dan kolor merah muda. Tergeletak diam tak berdosa, tua dan menyimpan misteri.

Siapakah pemilikmu wahai BH? Cantikkah iya?

P.S.
Gue sebenernya penasaran sama ukuran BH-nya. Cuma karena gue gak ngerti cara ngukurnya gimana, gue pun pasrah.

20 September 2017

Quick Update: September 2017

1 komentar:
Halo semuanya, yak, gue masih hidup.

Buat yang selama ini merindukan tulisan-tulisan gue sehingga tidurnya gak nyenyak berbulan-bulan, minumlah obat tidur. Eniwei, postingan kali ini juga kayanya bakalan cuma sekadar quick update doang kok. Belum ada cerita yang terlalu menarik untuk dituliskan dalam blog, kalau cerita sekadarnya mah banyak. Oh ya, temen kampus dan temen SMA gue udah banyak yang nikah. 

Gue? Hilal belum kelihatan.

Seperti yang kita tau, kalau udah ada temen seangkatan yang nikah duluan begini, cepat atau lambat pertanyaan kapan nikah bakalan ditujukan ke kita. Yang begini nih yang bisa memutus tali silaturahim. Niatnya baik, nadanya ngejek. Kan tai. Kalau ada yang iseng-iseng nanyain ke gue pake nada ngeje begitu, gue beginiin tuh orang...

29 April 2017

S1 DKV UNS 2012

14 komentar:
Tepat 22 April 2017 ini menandakan DKV UNS angkatan gue semasa kuliah ini (hampir) lulus semuanya. Kalau udah begini mah saatnya gue bikin postingan sejenis SRABIISI. Tiada pertemuan tanpa perpisahan, gak kerasa ini udah mau memasuki tahun pertama sejak gue lulus kuliah. Waktu berjalan begitu cepat ya. Selama jadi mahasiswa banyak banget kejadian yang gak gue duga sama sekali, ada beberapa hal yang gue kira cuma bisa terjadi di drama dan sinetron, eeeh di kampus gue kejadian juga tuh.

Dulu, gue kira Pernikahan Dini itu cuma sekedar jalan cerita salah satu sinetron. Ternyata gak lama dari gue kuliah, kira-kira masuk di semester 2, ada tuh temen ospek gue yang tiba-tiba nikah dan berhenti kuliah. Gue sampe bengong dengernya, gue yang sampe udah lulus dan sekarang kerja aja, Subhanallah...

masih jomblo aja tuh.

Eniwei, kayanya baru kemarin hari pertama kita kenalan manteman, bagi tugas ngumpulin sembako buat ospek. Ternyata gue ngigo, sekarang mah kita udah pada mencar ke mana-mana. Ada yang ke Jakarta, Bandung, Bogor, Yogya, bahkan ada yang sampe Surabaya (gue doang). Okelah kita skip ke bagian kesan dan pesan yak, mukadimahnya kepanjangan.

Ok, sesuai absen yak.

Orang pertama adalah Abi, Masha'Allah, cowo ganteng yang entah kenapa masih jomblo ini adalah gue. Ganteng tapi kok jomblo? Disitulah letak misterinya.

Agnes, hubungan kita gak seberapa deket. Kita deket kalau ada tugas kelompok, sama wacana karaoke, selain itu seperti sewajarnya temen kuliah. Untuk urusan tugas kelompok, gue pernah sekelompok berdua sama ini anak, waktu itu kita ngerjain di kost gue. Seperti yang kalian tau, kalau ada dua insan berbeda kelamin dalam satu ruangan, bakalan terjadi hal-hal yang gak diinginkan. BENER BOS. Gue ngerjain tugasnya, sedangkan dia tidur, bukan main... Kerjasama yang luar biasa bukan? Untuk masalah karaoke, doi ini suaranya tokcer dah, gue suka grogi kalo lagi nyanyi. Cuma dia kalo gak salah pernah bilang kalau suara gue bagus, KAYANYA. Jadi waktu dia tidur, gue kan ngerjain tugas kelompok tuh, nah gue play lah lagu Some-nya Soyou dan Junggigo. Kan keren tuh, masalahnya yang dia dengerin itu suara gue apa Junggigo?

Ajeng, seperti halnya gue dengan Agnes, dengan Ajeng pun gue gak seberapa deket. Ajeng ini cuma jadi semacam partner makan siang gitulah, itupun rame-rame. She lives in her own world. Gue cuma pernah ke rumahnya sekali kalau gak salah itupun (lagi-lagi) rame-rame, semacam gathering kecil di malam hari, entah karena urusan apa, gue lupa. Sebagai temen, Ajeng anaknya baik hati, cuma kadang bisa juga jadi judes (kayanya ada bakat, haha). Sebagai illustrator, dia handal. Salah satu temen seangkatan gue yang udah bisa menghasilkan uang lewat karya sendiri semasa kuliah. Salut.

Fakaw, salah satu temen yang punya andil besar dalam kemulusan gue dalam menjalani kehidupan sebagai anak rantau. Fakaw ini temen yang baik. Banyak anak yang respek ke dia gara-gara kebaikannya, dimintain tolong apa-apa (hampir) pasti mau. Gue inget pernah hampir mati gara-gara insiden ini. Tapi begitu ditelepon minta tolong, dia langsung ngacir nyamperin, buset dah, fans gue apa gimana lu? Haha. Ada lagi kejadian waktu dia bantuin gue waktu pindahan malem-malem. Kita bawa kasur naik motor, lu bayangin men, orang lain pake mobil, kita pake motor. Goblok. Tapi mana ada sih manusia yang gak ada dosanya sepeninggal Rasulullah? Fakaw ini juga kadang-kadang ngeselin. Kelakuan dia yang seneng mukulin tembok di kostnya sendiri inilah yang paling gue sayangkan. Tapi siapalah gue? Gue bukan hakim yang adil. Gue gak tau pertarungan macem apa yang dia hadapi di kehidupannya. Dan karena itulah gue bisa bersyukur, semua pertarungan gue terasa mudah setiap kali gue ngeliat dia. Gue banyak salah sama lu Fa, maafin gue kalau kadang gak sengaja ghibah ngomongin lu di belakang gara-gara kebawa suasana. Live your life well man, you're a good man indeed.

Mba Ipeh, salah satu temen yang juga punya andil besar dalam kemulusan gue dalam menjalani kehidupan sebagai anak rantau, dan sebagai ketua MusicArt Exhibition khususnya. Sebagai temen cewek di kampus, maybe no one can beat her. Dia bijak, apa mungkin karena dia tua? Dia juga sabar, apa mungkin karena dia tua? Dia cerdik, apa mungkin.... ampun mba, bukan maksud ku mengataimu tua. Gue sering banget kerja kelompok kebagiannya sama mba Ipeh, kalau udah begini mah aman. Biar kata dia sering males, kerjaan pasti beres dah pokoknya. Mohon maaf mba kalau aku ada salah (banyak banget). Giliran ngomongin mba Ipeh, gue malah bingung mau ngomongin apa. Orang ini jarang jahat ke gue, udah gitu kebaikannya gak kehitung, sedaaaap! Hahahaha. Transferan bisa langsung ke rekening ku yang BCA ya mba, jangan lupa, yang belakangnya 36.

Yudha, gue juga gak seberapa deket sama orang ini, ibarat garis, gue sama dia ini bagaikan dua garis pararel yang kadang kala, hanya kadang kala saja, zigzag. Pernah suatu sore, dia tiba-tiba datengin kost gue ngajakin makan, khusus ngajakin makan, padahal selama ini gue ngajakin anak ini untuk ikutan makan, dia lebih milih sama pacarnya, kan kampret. Pernah juga lagi hectic-hectic-nya ospek, dia tiba-tiba ngajakin gue sholat Ashar. Gue kaget bukan main. Masalahnya anak ini gak ada tampang-tampang sholehnya, blas. Maafin gue, Yud. Pokoknya bertemen sama dia ini bener-bener ngajarin gue sama yang namanya "don't judge a book by it's cover" deh. Karena bisa aja setiap orang itu kadang bejat, kadang sholat.

Bonita, anaknya baik, murah senyum. Dia juga punya anjing yang ukurannya bahkan lebih gede dari dia sendiri. Lingkaran pertemanan Bonita dan gue termasuk yang beda, jadinya kita gak seberapa deket. Kalaupun pernah sekelompok (pernah gak ya?) pasti beres dengan elegan. Maafin aku ya Bon, kali-kali ada salah sama kamu. Eniwei, selamat atas kelulusannya, semoga sukses dan senantiasa sehat.

Dipa, nih anak awal-awal kuliah seringnya jadi biang kerusuhan. Banyak anak yang tiba-tiba benci sama dia sepulang KMDGI di Jakarta. Gue gak tau dah kenapa. Tapi, siapa sih manusia yang gak punya pembenci? Nabi aja pembencinya banyak. Dipa sama gue termasuk yang lingkaran pertemanannya gak sama, jarang banget kumpul bareng, kecuali semester-semester awal. Tapi pernah suatu malam, beberapa hari jelang keberangkatan gue ke Bandung buat nonton Pasar Seni tepatnya. Gue secara khusus ngajakin nih anak belanja, gue beli kemeja, dia beli celana kalau gak salah. Gue lupa, tapi yang jelas, intuisi gue mengatakan kalau ngajak anak ini belanja mah gak bakal rempong. Hahaha, Maafin gue ya, Dip, kalau-kalau ada salah yang menyakiti hati lu. Semoga sukses dan sehat selalu.

Ester, lulusan terbaik seangkatan bareng Harun dengan IPK 3,72. Luar Biasa. Gue juga gak seberapa deket sama cewek yang satu ini, tapi yang jelas, kita pernah beberapa kali kerja kelompok. Anaknya menurut gue unik sehingga kadang jadi gak terprediksi dan kocak. Ester juga baik hati, dan berhubung lingkaran pertemanan kita gak sama, gue jadinya agak lupa mau ngomongin apa aja soal Ester ini. Tapi yang jelas, maafin aku ya Ter, kalau-kalau ada salah sama kamu, semoga sukses dan sehat selalu.

Fafa, he's the embodiment of generosity, a philanthropy in the class. Hidupnya berkecukupan, gak kuliah pun masih bisa ngelanjutin usaha keluarga. Rumahnya sering dijadiin tempat singgah setelah pulang kuliah sama beberapa anak, karena kamarnya ber-AC. Gue? Jarang banget ke sana, pernah ke sana waktu nobar Piala Dunia, haha. Selain itu anak ini juga pendiam, gue jadinya jarang ngobrol sama Fafa ini, tapi kebaikan dan sikap dermawannya mah pasti senantiasa membekas di hati anak-anak. Gimana gak? Kalau gak ada anak ini, pameran angkatan gue mah gak bakalan kejadian. Sponsor tunggal... Gak main-main kan. Terima kasih Fa, mohon maaf kalau ada salah, sukses dan sehat selalu kawan.

Emo, one of the weirdest guy in the class, punya dunia sendiri yang susah untuk diselami manusia normal. Orang yang suka robot ini sering minjem pen tablet ke gue, sampai akhirnya dia beli sendiri. Padahal dulu gue berusaha menjual pen tablet gue ke dia, untunglah gak jadi, ternyata kepakai sampai sekarang. Karena dia suka robot dan emo, jadilah dia aneh. Mulai dari cara dia ngasih nama karakter bikinannya, nama akun sosmednya, pokoknya hampir semua-muanya lah. Dia sekarang udah kerja di Jakarta. Sukses Mo, jangan lupa sama keluarga di rumah.

Nindy, anak yang unik tapi baik hati. Punya lingkaran pertemanan sendiri, jadinya gue jarang ngobrol sama dia ini. Tapi overall, kesan gue ke dia positif lah, dibanding sama salah satu temennya itu tuh, ngeselin banget, suka cari gara-gara ke gue, sebut saja namanya Tiara, ntar kita bahas. Oke Nin, berhubung kita gak terlalu dekat, gue mau minta maaf aja deh sama lu. Mungkin aja ada perkataan atau perbuatan gue yang gak sengaja menyakiti perasaan lu, Maaf ya. Semoga lu sukses dan sehat selalu deh. Pis.

Tito, salah satu temen baik gue, walaupun sempat terjadi perselisihan di antara kita. Dulu, perserikatan Tri Mas Ketir gue itu bukan sama Naufal dan Ucup, tapi sama Tito dan Wildan. Semester 1 adalah masa-masa bromance gue dan Tito lagi kentel-kentelnya. Sampe akhirnya dia berusaha ngegebet dan akhirnya pacaran dengan Shabrina dan untuk itu, dia merubah lingkaran pertemanannya. Substitution bos, demi pedekate. Kostnya dulu lebar banget, bisa dipake main tenis meja 2 lapangan. Gue sering nginep di tempatnya, gara-gara kejadian tertentu yang sempet ngebuat dia ini trauma sama salah satu teman lelakinya (bukan gue). Terus pernah juga kita berselisih gara-gara gue yang kurang dewasa dalam bersikap mungkin ya, gue minta maaf To. Tapi toh yang lalu biarlah berlalu, kan pada akhirnya kita tetep bisa tersenyum bersama, sedaap. Sehat dan sukses selalu sob.

Febri, cewek yang secara sekilas visualnya mirip Nobel. Anaknya baik, murah senyum, gampang ketawa deh pokoknya. Punya lingkaran pertemanan khusus, btw dari tadi banyak banget yang lingkaran pertemanannya beda sama gue yak? Tapi serius, kenyataannya begitu. Gue yang gak seberapa deket sama Febri ini cuma mau bilang maaf kalau ada salah ya Feb. Apalagi kalau selama kita kerja kelompok gue sering tidak membantu, hahaha. Semoga sehat dan sukses selalu.

Nobel, street artist of our class. Seorang bomber yang sambilannya kuliah, tapi biar begini lulusnya cepet, haha. Gue sama nobel gak seberapa deket, cuma kalau ngobrol entah kenapa nyambung, kalaupun gak nyambung ya disambung-sambungin sendiri. Dia lebih deket sama Fadhil dan Jarwo. Anaknya lucu, bulet dan keren. Udah mulai merintis usaha sejak kuliah, keren kan? Sekarang udah kerja di Yogya dan pacaran sama Audra, tinggal tunggu undangannya aja paling. Sehat dan sukses selalu bel, maaf kalau-kalau ada salah kata dan perbuatan.

Fitri, seperti halnya gue dengan Ajeng, dengan Fitri pun gue gak seberapa deket. Kenapa? Karena Fitri deketnya sama Ajeng, udah kaya lem, nempeeel mulu. Sekali-kalinya kita ngobrol cuma perihal tugas, sewajarnya temen kuliah gitu deh. Karena jarang ngobrol juga, gue sih cuma bisa berasumsi dari kesan yang selama ini gue liat dari dia, kesimpulannya Fitri adalah temen yang cukup baik. Maaf ya Fit, kalau aku ada salah sama kamu, semoga sehat dan sukses selalu kawan.

Lovi, Lovi ini satu kontrakan sama Icak dan Shabrina. Anaknya baik, cantik, tapi kayanya dia masih perlu makan lebih banyak lagi deh, biar agak berisi badannya, hahaha. Salah satu handcraft illustrator yang handal di kelas. Pokoknya hampir semua kerjaan yang melibatkan ketelitian dan ketekunan tangan dengan mengedepankan keindahan, dia juara dah. Liat aja instagramnya (jangan lupa transferannya lov, BCA ya, yang belakangnya 36). Salah satu anak yang sejak kuliah udah bisa dapet uang jajan tambahan dari hasil berkarya, salut deh. Sehat dan sukses selalu Lov, maaf kalau aku ada salah sama kamu. Teruslah berkarya anak muda.

Harun, dari segi akademik, he was the best in our class. Kalau mau mendeskripsikan Harun secara singkat sih gampang, Mahasiswa Teladan. Gimana gak? Akademiknya bagus (Tugas, sampe TA-nya pun bagus), Non-Akademik pun dia aktif (pernah jadi Ketua di salah satu UKM di Fakultas). Sebagai temen pun orangnya gak neko-neko, pembawaannya sederhana, baik, bijak, keren deh pokoknya. Gue kalau udah ngeliat Harun berkarya, agak minder-minder gimana gitu, berasa butiran debu kalau disandingin sama dia, hahaha. Dan dibalik semua kehebatannya, dia gak sombong. Gue mulai bertemen deket sama Harun di akhir-akhir masa kuliah, coba kalau gue udah deket dari awal kuliah, bisa-bisa IPK gue 4 bos, hahaha. Dia sekarang pun udah kerja di Yogya dan jadi agak gemukan. Mungkin dia udah kenal dengan yang namanya gaji. Wah aku rindu Run, kapan-kapan kita bertemu ya, kalau nikah bilang-bilang, kalau kawin jangan.

Audra, salah satu temen cewek yang cukup deket dengan gue. Orangnya easy going, jadinya temen cowoknya banyak, tapi cowoknya satu. Sering banget kalau lagi makan bareng atau nongkrong bareng, dia jadi satu-satunya dari sekian banyak anak cewek di kelas yang ikut. Sebagai illustrator Audra termasuk yang tokcer, karyanya khas karena punya style yang unik. Anaknya juga enak kalau diajak bercanda, pokoknya salah satu yang terasiklah. Sekarang dia udah kerja di Yogya dan kalau lancar, mungkin akan segera menikah dengan Nobel, hmm... kalau bener kejadian, jangan lupa undangannya ya Dra. Sehat dan sukses selalu.

Jarwo, dulu kesan pertama gue ke jarwo ini gak seberapa bagus, apalagi waktu dia cuma koar-koar doang kaya mandor di persiapan pameran pertama angkatan gue. Tapi seiring waktu berjalan, gue akhirnya tau kalau anak ini mulut, otak, sama aksinya cukup sejalan. Penuh ide brilian, yang kadang kala saking briliannya, kedengeran somplak. Karena kebrilianannya lah dia akhirnya kesampean juga buat kerja di advertising agency di Jakarta, emang dasarnya anak Jakarta sih. Dia ini juga gampang senyum, nyengir, ketawa, pokoknya kadang tuh udah kaya orang abis nyimeng. Di akhir-akhir masa perkuliahan gue jadi lebih sering main ke kost dia, selain karena kost kita yang deket banget, gue juga sering banget minta masukan buat TA dan saling curhat seputar permasahalan kuliah, salah satu pembimbing kita sama soalnya. Gue sih gak pernah ragu yak, kalau Jarwo ini suatu saat bakalan sukses, semoga kesampean ya wo. tapi jangan lupa, tuh ilmu dibagi ke temen-temen. Sehat terus bos, tetap berkarya dan tetaplah lucu.

Iqbal, orang yang sering di sebut mbah, mungkin karena perawakannya yang agak tua. Kalau sama iqbal ini gue cukup deketlah, sering juga kerja kelompok atau sekedar main ke rumahnya. Apalagi waktu zaman-zaman ngerjain nirmana trimatra, sebuah kewajiban untuk ngerjain di rumahnya, soalnya luas dan suasananya adem, khas Karanganyar. Kita pernah pergi ke Bromo pake mobil si mbah ini, pernah juga sekedar melarikan diri dari kejaran deadline TA sendiri, untuk kemudian menemani mbah pergi mencari bahan TA-nya. Hebat. Sekarang udah kerja di Yogya sama saudaranya sendiri, yah gue sih berharap si mbah bia dapet kerjaan di tempat yang bukan punya saudaranya sendiri deh, biar makin dapet pengalaman aja. Sehat dan sukses selalu mbah.

Fadhil, hubungan gue dengan Fadhil juga gak melulu deket. Pernah waktu awal-awal kuliah ngenyekin dia gara-gara visualnya rada mirip Ridho Rhoma. Tapi sumpah, dulu mah emang mirip. Terus seiring berjalannya waktu, gue baru bisa kenal lebih si Fadhil ini orangnya gimana. Overall dia ini punya sifat yang keras tapi niat sebenernya baik, enak juga kalau diajak ngobrol, nongkrong di warkop atau sekedar dimintain tolong buat nemenin keliling Solo naik motor malam-malam kalau lagi bosen. Biasalah jomblo (guenya). Bagaikan Rexona, dia sedia setiap saat. Anaknya kritis banget, segala yang bisa dikritik gak bakalan kelewatan. Apalagi kalau udah menyangkut kampus, dosen dan cinta, ampun dah. Pokoknya ganyang. Btw, selamat atas kelulusannya, semoga lekas diberikan rezeki entah itu berupa pekerjaan ataupun malah membuka lapangan pekerjaan yang baru. Maaf-maaf kalau ada salah ya Dhil, sehat dan sukses selalu.

Naufal, salah satu personil Tri Mas Ketir bareng gue dan Ucup. Gue mulai kenal Naufal itu semester 2, semester 1 itu dia seringnya ngumpul sama anak-anak asal Jabodetabek. Dia mulai ngedeketin gue itu juga awalnya gara-gara rencana dia untuk ngerintis usaha studio desain (yang pada akhirnya gagal). Terus ngontrak bareng, sampe akhirnya kost pun sempet bareng. Anehnya, setiap gue ngekost sama Naufal, gue selalu ketiban nasib jelek yaitu dapet tetangga gak waras. Sebagai temen, gue rasa anak ini cukup bijak, sayang kelewat jahil. Selain itu omongannya kurang bersih, filternya rusak gue rasa. Apalagi tiap semester baru, gue perhatiin dia selalu dapet kosakata jelek yang baru. Gue sampe bingung, nih anak berkawan sama siapa... Selain cursing word-nya, gue sih gak punya masalah sama dia. Gue sampe bingung nih anak bagusnya di mana, bukan karena dia yang jelek banget, tapi lebih ke karena 1,5 tahun yang gue abisin satu atap sama anak ini. Hahahaha. Busuk-busuknya anak ini udah hampr gue liat semua, mulai dari susah dibanguninlah, kelewat santai (apalagi kalau urusan kuliah). Persahabatan gue ama dia ini banyak banget pahit manisnya, berkesan lah pokoknya. Sebagai illustrator, anak ini sip markosip dah, keliatan banget perkembangannya (efek sempet tinggal satu atap). Sukses terus bosku, maafkan segala kesalahan gue selama ini ya.

Nissa, a true artist of my class, karyanya mendunia cuy, follower Instagram-nya aja 6000-an. Gila gak? Sewaktu kuliah sih, ada beberapa anak cowok yang suka sama si Nissa ini, primadona lah. Cuma kayanya gak ada yang berhasil ngeluluhin nih cewek, kasihan mereka. Dari yang gue tangkep sih dia ini anaknya kalem, tapi karyanya yang berbicara. Tugas Akhirnya dapet nilai 99 kalo gak salah (gue agak lupa), kurang jago apa lagi? Tapi gue juga gak seberapa deket sama anak ini sih, jadinya ya kesan gue terhadap dia ini asli banget dari yang mata gue tangkep doang. Gue gak tau sekarang dia ini jadi employee atau masih freelance, yang jelas dia udah bisa ngehasilin uang dari karyanya sejak masih kuliah kok. So, gue rasa sih hidupnya sejauh ini aman-aman aja. Yang sehat terus Nis, tetap berkarya.

Drestha, the tallest guy in the class and a full-time model. Meskipun visualnya top, tapi otaknya rada-rada. Pernah suatu ketika, mungkin saat sedang pusing nugas, dia ngomong ke Fadhil "Dhil, apa gue casting aja ya?" Damn man. Cuma orang ganteng dan/atau orang somplak doang yang boleh ngomong kaya gini, selain itu haram. Drestha ini sebenernya orangnya baik, cuma dulu sempet kena kasus bau outfit. Iya pakaian, bukan bau badannya melainkan bau pakaiannya. Untunglah masalah itu berakhir dalam 1 semester lebih. Gue juga gak seberapa deket sama Drestha, soalnya suka rada gak nyambung gitu kalau ngomong sama dia, haha. Maafin gue ya Dres kalau ada salah, sehat dan sukses selalu karir modeling-nya.

Nuring, for me the most beautiful girl in the class, no doubt. Cantiknya asri rek, cantik-cantiknya khas gadis jawa gitu, udah gitu pembawaannya kalem pula. Si Jarwo aja sebenernya sempet kesengsem waktu awal-awal kuliah. Dia ini satu geng sama Nindy, so lingkaran pertemanannya gak sama dengan gue. Gue juga jarang ngobrol sama Nuring, jadinya gue cuma berasumsi aja sih, dia anaknya baik (semua yang gue sebut baik, jangan lupa transferannya). berhubung bingung mau ngomongin apa, langsung aja deh ya, permintaan maaf. Maafin aku kalau-kalau ada salah ya Nuring, semoga sehat dan sukses selalu.

Mono, gue gak bertemen deket sama Pram, yang pernah itu si Naufal sama Tito. Sulit menggambarkan anak yang satu ini, tapi satu hal yang pasti, nih anak seneng banget sama dunia politik, apalagi kalau udah ada hubungannya dekat Najwa Shihab. Di saat yang lain buka aplikasi animasi 3D, dia malah buka YouTube terus streamingan Mata Najwa. Gue yang duduk dibelakangnya waktu di Lab cuma bisa geleng-geleng kepala. Oh ya, Pram ini aktif di dunia non-akademik, kaya Harun. Yang membedakan keduanya adalah, si Pram ini kuliahnya part-time, UKM dan BEM-nya full-time. Sehat terus Pram, Maaf kalau aku ada salah ya, semoga sukses.

Reza, one of the tallest guy in the class. Manusia yang sewaktu kuliah, domisilinya paling jauh dari kampus. Kalau mau ke rumahnya harus lewat jalan yang ada tiang listrik di tengah jalannya (fenomena yang gue sendiri belum pernah saksiin sih). Perjalanan bolak-balik rumah ke kampusnya yang super duper lama inilah yang unik dari Reza, bahkan sering gue ledekin "manusia 9 juta tahun cahaya", nunggu dia sampe kampus itu rasanya udah kaya nungguin space explorer nyari planet baru bos. Sekarang udah lumayan sukses dia, udah kerja di Jakarta (satu kantor bareng Shabrina katanya). Sehat dan sukses selalu ya Za, jangan lupa sama keluargamu yang jauh dari kampus. Oh ya, maaf kalau ada salah kata dan perbuatan.

Icak, dulu sekali anak-anak selalu beranggapan bahwa nama lengkapnya hanya berhenti di Rosalia Destarisa. Tak dinyana, ternyata ada Budiani setelahnya, semua kaget. Reza wabil khusus, mengirimkan screenshot "tambahan" nama Icak ke grup chat, seolah-olah dia abis nemuin bintang baru untuk dinamai. Sebagai seorang temen, Icak dan gue masih agak deket dibandingkan sama temen-temen cewek yang lain, anaknya enak kalau diajak bercanda. Dia juga punya skill hand lettering yang keren, salah satu yang terbaik di kelas. Salah satu figur terkenal di dunia maya yang kelas gue punyai, selain Nissa, Lovi dan Harun. Icak ini jauh lebih dulu punya pekerjaan tetap dibandingkan anak-anak seangkatan kayanya, kabarnya sekitar 1 tahun sebelum lulus (kayanya). Salah satu anak yang udah bisa jajan pake uang jerih payah sendiri sewaktu kuliah, salut. Maaf ya cak kalau-kalau ada salah, sehat dan sukses selalu dalam kehidupan personal maupun karirnya.

Satya, mungkin orang yang paling sipit di kelas, efek peranakan Tionghoa kayanya. Gue gak deket sama Satya, kita pun jarang ngobrol. Kalau disuruh nyebutin kesan gue terhadap dia pun, gue bingung. Tapi yang pasti, dia ini cukup punya talenta di bidang musik, bisa main gitar dan piano (atau mungkin lebih). Beberapa temen gue pun sempet latihan main piano di rumahnya (atau les) dan bikin grup band buat seneng-seneng gitu. Langsung aja ya Sat, maaf kalau selama ini aku ada salah, semoga sehat dan sukses selalu.

Shabrina, one of the prettiest girl in the class. Pertama kali gue kenalan sama dia, gue duduk samping Tito yang begitu selesai bersalaman sama Shabrina, si Tito ini langsung noleh ke gue sambil bilang, "Aku gak homo lagi". Luar biasa bukan. Gue pun gak jauh beda, hampir selalu grogi kalau mata kita bertemu. Mungkin terlalu lama jomblo membuat gue lemah sama pesona wanita, asal di flirt dikit aja, walaupun bercandaan, jantung gue udah kaya mau copot gara-gara otak gue nge-play lagu Shut Up and Dance-nya Walk The Moon. Cewek asal Jakarta ini awal-awal kuliah sering banget homesick, bahkan sampai akhir masa kuliah pun, keinginannya untuk pergi ke kampus sering terang redup. Hubungan personal gue dan dia pun gak mulus-mulus banget, sempet berselisih paham juga gara-gara masalah gue dan Tito waktu itu (waktu itu statusnya masih pacarnya Tito). Anaknya sebenernya baik, murah senyum, sering banget ngajakin makan bareng, sangat doyan makan Nasi Rica deket ISI Solo. Gue gak tau pasti, tapi kayanya sih dia ini bakalan jadi salah satu dari beberapa anak yang bakalan duluan menikah di angkatan gue, kalau lancar.

Steffani, the girl who likes to wear an OOTD. Mata gue agak susah terbiasa sama fashion style cewek. Secara umum anaknya baik, murah senyum, kalau diajak ngobrol pun bisa nyambung. Jeleknya satu, suka ngejadiin gue bahan bercandaan aja, efek bertemen sama Tiara. Asal lu minta maaf, pasti gue maafin Tef, haha. Maaf kalau gue pun ada salah sama lu yak, pokoknya sehat dan sukses selalu deh.

Tiara, she's a witch who likes to make fun of me with her "full of Yaoi-shit". Gue paling gak suka dijadiin bahan bercandaan yaoi, but she did it over and over again, to me, as the main character. Bukannya gue benci sama dia, gak suka aja, haha. Bercanda Ti, lu kalau pada akhirnya mau minta maaf, gue mau kok maafin lu. Eniwei, maaf juga kalau gue pun ada salah sama lu yak, semoga sehat dan sukses dalam kehidupan personal maupun karirnya. Bertaubatlah selagi ada waktu.

Ulis, gue gak deket sih sama anaknya, secara dia punya lingkaran pertemenan yang beda (lagi-lagi). Kalaupun sesekali ngobrol itupun perihal masalah tugas kampus, utamanya TA, selain itu? Sewajarnya temen kuliah biasa sih. Dia sering banget bikin komik strip ataupun stiker Line, doyan gue rasa. Haha. Mohon maaf Lis, kalau-kalau ada perkataan ataupun perbuatan ku yang menyakiti perasan dirimu, semoga sehat dan sukses selalu ya. Kalau udah sukses, jangan lupa sama temen-temen kuliahnya.

Wildan, mungkin kalau dia gak bermasalah dan kuliah sampai semester akhir, dia bakalan jadi salah satu temen baik gue. Dia kalau sama gue baik banget, walaupun cuma kuliah 2 semester, kebaikan dia sama gue selalu gue inget. Segala permasalahan hal yang menyangkut mekanisme mesin ataupun alat elektronik, dia jagonya. Anaknya doyan bikin hal-hal berbau DIY. Gue beli speaker yang gak bisa mati pun dari dia. Jagoan, mana ada orang yang jual speaker yang walaupun dipencet off, gak bisa mati, cuma dia! Hahahaha. Semoga sehat selalu dan sukses dengan karirnya yang sekarang kawan.

Finally orang terakhir, Ucup. My brother from another mother. Pada awal kuliah perawakan kita mirip (waktu itu dia masih agak kurus, gue juga), jadinya orang sering salah sebut. Orang manggil Abi jadi Ucup, terus manggil Ucup pun jadi... Ucup juga. Kan taeee. Sebegitu hard to notice-nya kah gue? Notice me please!
*lagu Notice Me-nya David Archuleta pun terdengar dari kejauhan*
Orang ini temen terbaik gue di masa perkuliahan, bagi gue dia ini udah gue anggep sebagai kagebunshin gue yang, entah kenapa... gemuk. Awal-awal masa kuliah kerjaannya ngampus pake jersey bola. Barulah semenjak ngontrak sama gue dan Naufal (Btw, Ucup ini anggota Tri Mas Ketir gue), kita berencana vermak ini anak jadi agak modisan dikit, hasilnya Alhamdulillah. Gue sering banget nginep di rumahnya, saking deketnya, kita kayanya pernah berikrar untuk saling menguatkan sebagai jomblowan satu sama lain sampai akhirnya KKN terjadi. Dia pulang membawa gebetan, gue pulang membawa kenangan. Sekarang dia kerjaannya udah kaya Fujiwara Takumi, setiap pagi dia mengendarai mobilnya ke daerah puncak Gunung Lawu. Kalau Takumi nganter Tahu, si Ucup ini nganter Gethuk. Ucup ini adalah salah satu anak yang sering gue sebut-sebut di beberapa postingan blog gue semasa kuliah. Kalau mau nyeritain dia sama Naufal doang mah bisa sampe beberapa paragraf, cuma gak enak sama yang lain. Sehat selalu kawan semoga sukses di karirnya semasa mendatang, maaf kalau gue ada salah sama lu yak (padahal banyak).

Yang gue sebut di atas adalah anak-anak satu angkatan yang (gue tahu) udah lulus. Sisanya, ada yang berhenti di tengah jalan, ada yang kuliahnya cuma kedok, ada yang masih berusaha. Gue pun mendoakan yang terbaik buat kalian, semoga masing-masing dari kita bisa membanggakan, setidaknya, orang tua kita masing-masing. Sampai jumpa di kemudian hari teman-teman.

I love you all.