20 Oktober 2015

Aksi-Reaksi

5 komentar:
Weekend kemarin menandakan minggu ke empat gue tinggal di Jakarta. Yap, segala mata kuliah wajib dan mata kuliah umum gue udah selesai semester 6 kemarin. Alhasil, di semester 7 ini gue cuma ngambil 1 mata kuliah dengan bobot 4 SKS, Kerja Profesi (KP). Dosen-dosen gue sendiri menghimbau mahasiswanya buat ngambil tempat KP di kota besar, Jakarta & Bandung jadi saran utama mereka. Gue kurang begitu paham sama maksud utama dibalik saran mereka itu apa, apa karena kota-kota itu menjanjikan 'porsi' kerja yang lebih brutal dan bikin mencret? Mungkin. Dan jelas aja hukum aksi-reaksi berlaku disini, dibalik kehidupan KP yang keras, terdapat jiwa yang butuh piknik.

Culik aku, bawa aku ke Rengasdengklok.

Dan kebutuhan piknik itu berhasil gue penuhi dengan cara mengumpulkan temen-temen SMA gue yang kuliah disini. Zahro, Dian, dan Mukhlis pun jadi korban dari keadaan jiwa gue yang butuh piknik.

Di pertemuan pertama, kita sepakat buat ketemuan di McD Otista. Sebelum itu, gue sama Dian yang sebelumnya sempet nonton Zahro main futsal di Hanggar Futsal daerah Gatsoe pun pamit duluan ke Kokas buat sekedar sholat dan cari makan siang, yang berakhir super tragis dengan gugurnya beberapa pahlawan dari dompet gue. Mau gak mau, gue harus mengheningkan cipta. Gimana gue gak nggondhuk, 'Soekarno-Hatta' dan 'I Gusti Ngurah Rai' gue gugur cuma buat 2 porsi makan siang.

Are u fucking kidding me?!

Biar cepet move on dari rasa kehilangan 3 pahlawan tercinta secara tragis tadi, kita pun mutusin buat jalan-jalan ke beberapa sudut Kokas, sekalian nemenin Dian cari barang. Gak lama dari itu, gue kita yang lelah jiwa dan raganya pun mutusin buat duduk manis di KFC Kokas, lumayan bisa sekalian ngobrol cantik. Gue yang masih syok pun cuma berani pesen Mocca Float, Dian? cuma Sundae Chocolate. Sambil nunggu Zahro nyusul ke Kokas, kita sempetin buat ngobrol banyak, mengejar ketertinggalan gosip info seputar kehidupan temen-temen gue di Jakarta. Saking asiknya, gak kerasa ngobrol pun berubah curcol #eeaaak. Gak sedikit juga rahasia yang terungkap (lebay). Rahasia apa aja yang terungkap? Temukan jawabannya di Silet minggu depan.

Setelah sekitar 2 abad menunggu, akhirnya Zahro dateng (masih dengan seragam futsalnya). Karena agak risih liatnya, akhirnya gue minta tuh anak buat salin dulu. Setelah Zahro salin, kita pun mutusin buat bergerak dan (lagi-lagi) nyari tempat tongkrongan baru, mengingat pantat gue hampir berakar di KFC tadi gara-gara nungguin Zahro selesai futsal. Akhirnya pilihan jatuh ke McD Otista. Berhubung tempat ini deket banget dengan STIS, kita bertiga yang lagi di taxi ini pun langsung nelpon Mukhlis, meminta secara paksa dia buat nyusul ke McD Otista. Dan secara ajaib, yang nyampe TKP duluan adalah dia. Kita pun secara histeris bercerita secara meluap-luap (lebay) mengenai jodoh yang tak kunjung tampak batang hidungnya apapun.

Ah, melepas rindu bagi gue emang sedikit aneh, entah kenapa begitu ketemu temen-temen lama ini gue kadang gak bisa langsung nyerocos (bohong banget). Karena dengan ngeliat wajah-wajah familiar ini dari deket, sekali lagi, udah cukup buat gue muntah tersenyum.

Mukhlis, Zac Efron, Dian, Zahro.

Cuma gue... yang nyengir.

Nyempil-nyempil kaya upil... Zahro.

Foto yang ke empat ini udah beda trip, tapi masih dengan squad yang sama. Kita berempat nonton The Martian di Plaza Kalibata, setelah sebelumnya kita ngabisin uang dengan beli buku, makan siang dan karaokean. Kemudian sambil menunggu kedatangan Mukhlis yang nyusul itulah kita makan di Richeese Factory, dan selfie (sunnah muakad).

Piknik dengan suicide squad ini emang hedon banget. Hukum aksi reaksi pun (lagi-lagi) berlaku, dibalik hedon yang hebat, terdapat dompet yang sekarat.

9 Oktober 2015

Selfslap Service

9 komentar:
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA :))

Mungkin (gak seberapa) banyak dari kalian yang bertanya, kenapa awal postingan ini diawali dengan gue ketawa ngakak? Eh bentar-bentar.... 

blog ini ada pembacanya gak sih? 

Yah, berhubung gue mungkin gak sanggup menerima kenyataan sebenarnya dari jawaban pertanyaan yang kedua, kita bahas pertanyaan yang pertama aja deh ya. I' just did myself a favor, a selfslap service (not literally). Gue yang udah cukup lama blogging ini barusan mikir, sebenarnya udah berapa banyak sih suicide posts yang udah gue publish di blog? Kenapa gue sebut suicide postsYeah, what does that even mean? Karena terlalu sering dan banyaknya gue nulis sesuatu yang berbau galau, gue baru nyadar bahwa itu sebenernya gak penting. Come on man, (i mean) why the fuck did i do that in the first place? To show 'em all that i'm just a low self-esteem kind of man whose world only rotate around my own past things? 

Screw me!

If that really is the case, then it's time to wake up, even Green Day's vocalist had been woken up about 9 days ago! I'm no low self-esteem man, i'm fully functional high quality man whose world can only get better time after time :D


6 Oktober 2015

Berbaik hatilah Tuhan (part 2)

4 komentar:
Tapi tadi malem, gue memilih buat mundur waktu hati gue masih 100% buat dia. Sakit sih tapi mau gimana lagi, namanya juga hidup jalanin aja dulu.

Seperti kata Pat Kai...

So until there are no longer strings attached between us, i'll savor this bittersweet feeling with me. Hahaha mudah-mudahan gak kaya cerita-cerita sebelumnya, semoga ini gak lama dan gue pun mendapatkan hak untuk menemukan bahagia yang sempurna tanpanya. Hahaha,

gombal abis.

Dari kisah ini gue belajar sangat amat banyak hal dan gue yakin ini juga sangat amat berguna bagi kehidupan gue kedepannya. Dan kepada Tuhan, berbaik hatilah Tuhan.

bila pun hamba siap, 
temukanlah hamba dengan wanita yang 
bila berjodoh, 
menerima hamba dengan jujur, dan
bila tidak berjodoh, 
pun menolak dengan kejujuran,

bukan wanita yang menolak dengan bahasa yang sangat purbakala semacam "kamu bakal dapetin yang lebih baik dari aku".

Aamiin.... :)