11 November 2014

Sungha Jung

6 komentar:
Gila. Weekend kemarin emang bikin gue taubat nasuha. Gimana nggak, uang sejumlah 1,6 juta habis cuma dalam waktu 3 hari. 1,6 JUTA dalam 3 HARI! Tapi 1,6 juta itu gak ada apa-apanya sama pengalaman yang gue dapat dalam 3 hari itu.

1. Permagangan di Ads Agency dan Portofolio






















800 ribu pertama habis buat beli pen tablet dari kakak sepupu gue. Di rumahnya kita sempat ngobrol dan sharing bareng perihal kuliah gue. Dan Alhamdulillah, gue juga disuguhin teh. Disana gue dapet banyak pencerahan perihal dunia magang, portofolio, maupun ads agency yang mungkin bakalan gue masukin nanti. Disitu gue sadar bahwa bekal yang gue punya sekarang belum cukup dan masih harus banyak belajar. Alhasil, gue dapet lebih dari sekedar benda bernama pen tablet, gue dapat teh.

2. Kebersamaan
350 ribu yang kedua habis buat belanja. Iya. Belanja. Kadang suka geli sendiri kalau ngebayangin diri sendiri belanja. Coba deh bayangin gue belanja gimana. 

Gue: Tumbas.... bu tumbas bu.
Penjual: Tumbas nopo mas?
Gue: Hati yang utuh enten bu?

Memasuki umur 20 tahun membuat gue sadar akan sesuatu, gue gak muda lagi. Sebuah fase dimana gue bangga akan status teenager yang melekat pada diri sendiri udah hilang. Menyadari gue udah bukan teen-aged-boy lagi itu antara sedih dan seneng. Intinya adalah pergantian fase itu menuntut seseorang untuk berubah. Dan selain perilaku, yang gue rasa harus diubah adalah penampilan.

Sebuah proses perubahan dari nista menjadi fashionista menjadi tak terelakkan. Segala macam pakaian atau kebiasaan remaja dulu udah mulai gue coba hilangkan. Cuma satu kebiasaan yang susah hilang, galau. Untungnya waktu belanja kemarin gue gak belanja sendirian, ada Karez dan Ardhan yang nemenin gue. Pikiran gue cuma satu saat itu, cari barang diskon dan barang beli 2 gratis 1. Alhasil dapat celana jeans dan kaos biru dengan potongan harga mencapai 220 ribu. 

Ternyata benar, bersama kita pasti bisa.

3. Sungha Jung
450 ribu terakhir ini habis buat nonton live performance-nya Sungha Jung. Sebuah konser yang gagal gue datangi di tahun-tahun sebelumnya yang cuma diadakan di Jakarta dan Bandung. Begitu dapat kabar bahwa dia bakalan manggung di Yogyakarta tahun ini, gak pakai lama gue langsung pesan tiketnya. Sebuah ucapan terima kasih teruntuk Nur Anisa Mardhotillah yang bersedia ngabarin gue tentang konsernya Sungha Jung. Kalau gak dikabarin sama doi, mungkin aja gue bakalan semedi di kost seperti biasanya.























Ini tiketnya.

Konser dimulai sekitar pukul 19.30, dan sebelum Sungha Jung tampil ada opening act dari anak-anak Indonesian Fingerstyle Guitarist Community Yogyakarta. Opening act dari IFGC terbilang keren, mereka udah bisa ngangkat moral penonton bahkan sebelum Sungha keluar. Sekitar lebih kurang setengah jam sejak opening act anak IFGC, Sungha keluar dengan gitar Lakewod-nya. Penonton yang mayoritasnya cewek langsung pada teriak-teriak. Takut kalap dan teriak histeris, sebisa mungkin gue mencoba kalem ngeliat salah satu fingerstyle guitarist kesukaan gue manggung didepan.

Konsernya dibagi 2 sesi, dan masing-masing sesi 5 lagu dan diselingi 15 menit waktu istirahat. Di sesi pertama ada 5 lagu ciptaan dia, yang gue inget cuma Flaming dan Gravity. Di sesi kedua, dia bawain lagu-lagu cover, ada Somebody That I Used To Know (Gotye), Lost Stars (Maroon 5), While My Guitar Gently Weeps (The Beatles), satu lagi gue lupa judulnya.

Sungha: The next song is the last song for tonight...
Penonton: Aaaaaaaaaahhhhh (teriakan penyesalan)
Sungha: This song is special, i dedicated it to you guys, my Indonesian fans...
Penonton: Aaaaaaaaa (teriakan cinta)
Sungha: So i'll play an Indonesian pop song..
Penonton: Kyaaaaaaaaaaa (teriakan bangga)
Sungha: The title is Dekat di Hati.
Penonton: Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, Kyaaaaaaaaaaaaaa (Teriakan cinta dan bangga)

Teriakan terakhir tadi seolah menasbihkan bahwa semua lelaki ganteng di ruangan itu berasa hilang, yang ganteng cuma Sungha Jung doang. Gue bisa apa.




























Sungha Jung lagi perform.

Secara umum gue puas,
Because i didn't spend my money on things.... i spent it on experiences.
So hopefully i'll enjoy my life a lot more.

15 Oktober 2014

MusicArt Exhibition

Tidak ada komentar:
Hari udah memasuki hitungan H+4 sejak penutupan acara MusicArt Exhibition di Taman Budaya Jawa Tengah, tapi perasaan semacam euforia yang gue rasakan gak kunjung hilang. Euforia itu terus-terusan menyala dalam lubuk hati gue yang terdalam (syaelah) karena acara ini bisa dibilang tergolong berhasil. Setidaknya itu yang gue rasakan, dan untungnya beberapa senior pun memang gue dengar mengiyakan keberhasilan acara ini.




























Ketika ditanya soal berkesan atau tidaknya acara ini gue mungkin akan jawab, berkesan. Jelas aja, seperti yang udah pernah gue sebutin di postingan sebelumnya, acara inilah yang gue maksud (acara yang gue pimpin). Gile aje, siapa yang gak bangga ketika acara yang dia ketuai disebut-sebut berhasil men... Tapi untungnya sedikit rasa bangga gue itu gak serta merta menutup mata gue akan segala kekurangan yang ada di acara ini. 

Acara MusicArt Exhibition kemarin memang punya kekurangan yang bisa dibilang gak sedikit. Namun satu yang paling fatal adalah molornya pembukaan. Acara pembukaan yang seharusnya bisa dimulai pukul 18.00 WIB terpaksa ditunda hingga satu jam. 

SATU JAM. 

Please men.. Gue udah hampir berak di celana. Parahnya lagi adalah gak ada tanda-tanda bahwa bakalan ada keramaian yang tercipta setelahnya. Waktu udah menunjukkan pukul 18.15 WIB dan parkiran motor masih lengang. Waktu itu gue panik seperempat hidup, kenapa? soalnya tiga perempat nyawa gue udah melayang. Gue dihadapkan pada dua pilihan yang lucu nan menggemaskan. Di satu sisi, gue bisa aja bersyukur karena pembukaan masih mungkin ditunda. Sementara di sisi lainnya gue dituntut panik karena pembukaan bakalan molor. Tapi untungnya kerjaan setting galeri selesai tepat dengan mulai ramainya pengunjung yang kemudian duduk di kursi yang telah disediakan.

Pembukaan pun dimulai, dimulai dengan kata sambutan gue yang cukup ngaco. Gue gemeteran hebat, pertama karena gue cukup menyesalkan acara pembukaan yang molor banget, gue bahkan gak tau mau taruh muka gue dimana. Kedua karena gue belum makan dan tidur dari sehari sebelum pembukaan, gue yang orangnya bisa dibilang panikan gak sanggup buat tidur dan makan. Diantara rasa lemas itu gue coba tahan biar gak collapse, gue ngomong sekenanya sampe selesai.





















Habis gelap terbitlah terang. Persis banget kaya ungkapan Kartini tadi, dibalik cerita kelam persiapan MusicArt Exhibition, acara pameran ini cukup sukses. Gue bahkan diwawancarai 2 kali men, asoy. Satu dari pihak buletin fakultas Kalpadruma, dan yang kedua dari pihak SoloEvent melalui mas Reza Darmawan. Buat yang mau baca artikelnya, ini linknya Gara-gara MusicArt Exhibition, Taman Budaya Jawa Tengah disulap jadi Ruang Pamer.












Nama gue terpampang disitu men, akhirnya. Oh ya, surat kabar Suara Merdeka selaku media partner acara ini juga rencananya besok bakalan memuat berita mengenai MusicArt Exhibition loh.

Oh ya, pada follow akun @teamsinestesia di twitter maupun instagram ya, karena kita bakalan ngasih update perihal event-event mendatang yang pastinya gak kalah seru dibanding MusicArt Exhibition. Ciao.

23 September 2014

Jadi Orang Penting

2 komentar:
Kali ini gue cuma mau update singkat perihal acara yang bakal gue pimpin bulan mendatang. Gue bisa menebak apa yang ada di pikiran kalian semua waktu tahu bahwa gue bakal jadi pimpinan acara.

SUMPEH LO?!

Acara yang gue maksud adalah pameran DKV dari Tim Sinestesia, sebuah tim yang gue ketuai, bahkan namanya juga datang dari gue. Men, kurang keren apalagi gue? Kenapa masih jomblo aja? Seumur-umur baru kali ini gue mimpin acara gede semacam ini. Bukan apa-apa, yang gue takutkan adalah acara besar semacam ini bisa membuat ketua acaranya pusing dan pegal linu. Dan obat pegal linu adalah Kiranti. Jadi gue berkesimpulan, sebuah pekerjaan yang menuntut ketuanya untuk meminum Kiranti untuk yang kedua kalinya tiada lain adalah pekerjaan keji dan munkar.

1. Logo

Untuk logo Sinestesia, gue memakai desain logo Ambigram, logo yang apabila diputar balik pun tetep bisa dibaca sama, contohnya logo Illuminati.

Bukan, kami bukan sekte.

2. Isu






























Nah ini namanya isu pameran, biasanya dibuat dan di print trus disebar di majalah dinding sekampus, niatnya sih biar banyak pengunjungnya. Membuat dan menyebar poster isu itu penting, biar orang-orang bisa aware akan acara yang bakalan kita buat.

Dalam dunia anak muda, biasanya isu ada dan biasa tercipta sebagai keisengan teman belaka namun dapat berakibat terealisasikannya sebuah siasat PDKT yang mulus. Misalnya, kamu lagi suka sama si A dan lagi gencar-gencarnya ngirim sinyal cinta. Teman-teman mu yang peka dan baik hati biasanya mengeluarkan sebuah jampi-jampi yang bisa ngebuat kamu dan si A jadi saling aware dengan kehadiran masing-masing. Cara mereka mengeluarkannya beragam, cuma yang paling sering gue saksikan adalah, mereka bakalan diam serentak sembari menghadap ke korban, dan dengan serentak teriak sampai fals.

Ciiieeeeeeeeee.

Mati gaya. Biasanya gak ada lagi yang bisa dilakukan korban pas kejadian kecuali mati gaya.

Acara pamerannya nanti berdurasi 2 hari dan akan dilangsungkan di Taman Budaya Jawa Tengah. Buat tanggal mainnya bakalan gue post barengan dengan gambar poster dan lain-lain di postingan selanjutnya. It's gonna be cheap, you don't even have to pay for anything, so...

DON'T MISS IT!